News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Australia Open 2014

Petenis di Australia Terbuka Kram dan Muntah akibat Cuaca Panas

Penulis: Muhammad Barir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petenis Kanada, Frank Dancevic terkapar di pinggir arena karena kepanasan. Suhu di Melbourne mendapai 43 derajat celcius.

TRIBUNNEWS.COM – Para petenis peserta Australia Terbuka menghadapi cuaca terpanas yang mencapai 44 derajat celcius. Beberapa pemain sempat mengalami pingsan, muntah, dan kram padahal pada saat dia bermain suhu masih di kisaran 42 derajat celcius.

Sebelumnya, Petenis Belarusia yang berstatus juara bertahan, Victoria Azarenka menggambarkan lapangan terasa panas seperti panci penggorengan. Sedangkan petenis putra Kanada, Frank Dancevic ambruk di pinggir lapangan. Dia bahkan sempat berhalusinasi melihat tokoh kartun Snoopy di tengah lapangan. Demikian pula seorang petugas pemungut bola (ball boy) juga pingsan karena kepanasan.

Frank Dancevic menyebut kondisi lapangan Australia Terbuka sebagai hal yang tidak manusiawi dan berbahaya. Demikian pula dengan Ivan Dodig. Ia mengatakan takut dia akan mati setelah memutuskan mengundurkan diri dari pertandingan saat akan menghadapi Damir Dzumhur karena mengalami kram yang parah. Petenis Cina, Peng Shuai juga mengalami kram hingga muntah-muntah pada saat bertanding di panas yang terik.

Juara Wimbledon, Andy Murray mengatakan, penyelenggara terlalu berani mempertaruhkan sesuatu yang serius dengan membiarkan para petenis terus bermain dalam kondisi panas terik. Dia mengingatkan ada bahaya mengintai, termasuk kemungkinan pemain mengalami serangan jantung.

Padahal berdasarkan catatan sebelumnya, pada 2009 saja, rekor terpanas suhu di arena Australia Terbuka mencapai rata-rata 34,7 derajat Celcius. Dalam kondisi itu, juara bertahan Novak Djokovic sempat mundur di babak perempat final dengan alasan panas dan kelelahan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini