TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belum maksimalnya penampilan pebulutangkis tunggal putri Indonesia di dua turnamen awal tahun merupakan pekerjaan rumah yang masih harus dibenahi oleh Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI).
Hal itu diungkapkan legendaris bulutangkis tunggal putri Indonesia, Susi Susanti. Menurut Susi di ajang Korea Open Superseries 2014, tidak satupun pebulutangkis Indonesia yang mampu lolos ke putaran kedua. Pemain Indonesia yang turun di turnamen tersebut masing-masing Aprilia Yuswandari dan Hera Desi tersingkir di putaran pertama.
Selanjutnya di Malaysia Open Superseries Premier 2014 sebagian besar pebulutangkis putri Indonesia tumbang di putaran pertama seperti Lindaweni Fanetri, Aprilia Yuswandari, dan Hera Desi. Hanya Bellaetrix Manuputty yang mampu melangkah ke babak delapan besar.
"Memang belum ada peningkatan prestasi yang ditunjukkan oleh pemain tunggal putri kita. Hanya Bellaetrix yang mampu lolos ke babak delapan besar. Dan ini adalah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh PP PBSI. Sambil berjalan PP PBSI masih akan memantau perkembangan prestasi para pemain tersebut dan juga tengah mencari bibit pemain muda berbakat yang bisa menjadi penerus," ujar Susi Susanti peraih emas Olimpiade Barcelona 1992.
Susi Susanti melihat materi pemain tunggal putri yang saat ini menjadi ujung tombak Indonesia hanya itu-itu saja. Dan mereka belum ada yang sanggup bersaing ketat dengan pemain-pemain papan atas dunia.
Ada lima pemain tunggal putri yang masih menjadi ujung tombak di Pelatnas Cipayung, mereka adalah Lindaweni Fanetri, Aprilia Yuswandari, Bellaetrix Manuputty, Hera Desi dan Maria Febe Kusumastuti. Namun untuk Maria Febe hingga saat ini belum mendapatkan kesempatan untuk bertanding. Bahkan di turnamen India Grand Prix Gold 2014 yang digelar 21-26 Januari pekan ini.
"Seharusnya mereka diberikan kesempatan yang sama untuk dipantau perkembangan prestasinya," ujar Susi Susanti.