Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI Rexy Mainaky menilai, pebulu tangkis tunggal putra Dionysius Hayom Rumbaka, memprihatinkan.
Menurut Rexy, pebulu tangkis berumur 25 tahun tidak memiliki inisiatif untuk meningkatkan prestasinya. Hayom tumbang pada babak pertama Jerman Terbuka beberapa hari lalu. Hayom yang pada turnamen itu menjadi unggulan ke-10, tumbang di tangan pemain Singapura, Zi Liang Derek Wong, 13-21, 15-21.
Kegagalan Hayom menambah derita Indonesia di turnamen itu. Pada babak pertama, lima pebulu tangkis tunggal putra Indonesia berguguran.
Rexy Mainaky menilai hal ini sebagai sesuatu yang riskan dan memprihatinkan. Rexy menambahkan, hal yang paling memprihatinkan adalah Hayom.
“Ibarat menyelam, dia lupa balik. Kasarnya, apa yang pengurus belum pernah buat untuk dia? Saya sudah pernah panggil dia. Kami tidak bisa setiap hari mengurus dia, pemain harus punya inisiatif,” tutur Rexy, ditemui Tribunnews.com di Kantor PBSI, Rabu (5/3/2014).
Mengenai inisiatif, Rexy mengatakan, para pebulu tangkis pada zamannya memiliki inisiatif. Rexy menuturkan, saat latihan, pemain sudah mengetahui sendiri kekurangannya, lalu berinisiatif melatih kekurangan itu dengan memanggil kawan atau pelatih.
“Hayom adalah pemain kelas dunia. Dia juga harus prihatian terhadap dirinya. Pengurus dan pelatih sudah prihatin terhadap dirinya, tapi dia tidak. Kami memerlukan seorang Hayom yang jujur,” kata Rexy.
Peraih medali emas Olimpiade Atlanta 1996 memaparkan, Hayom mengaku tidak bermain enak sewaktu di Jerman Terbuka. Rexy pun mempertanyakan alasan tersebut. Menurutnya, alasan tersebut tidak logis.
“Sejak kapan Hayom bergabung dengan Pelatnas? Masih bilang tidak main enak. Mungkin kami terlalu bertoleransi,” cetus mantan pasangan Ricky Subagja.
Di All England, Hayom menjadi satu-satunya tumpuan Indonesia untuk meraih prestasi. Hingga berita ini diturunkan, dua tunggal putra Indonesia, Sonny Dwi Kuncoro dan Tommy Sugiarto tumbang di babak pertama. Pada babak pertama, Hayom akan menghadapi Eric Pang (Belanda). (*)