TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Setelah Cirebon dan Yogyakarta, kompetisi bulutangkis antar Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama MILO School Competition kini akan hadir di Surabaya pada tanggal 17-22 Maret di GOR Sudirman, dan akan diikuti lebih dari 500 peserta.
Ini merupakan ketiga kalinya MILO School Competition hadir di Surabaya, setelah sebelumnya dilaksanakan pada tahun 2002 dan 2007.
Business Executive Manager Beverages Nestlé Indonesia Prawitya Soemadijo mengatakan, “Antusiasme pecinta bulutangkis di Surabaya cukup tinggi dan kami senang MILO School Competition dapat kembali hadir di kota ini. Kami berkomitmen untuk terus menggelar MILO School Competition di kota-kota yang berbeda setiap tahunnya.
Tujuannya untuk memfasilitasi dan memberikan kesempatan bagi anak Indonesia untuk meraih prestasi di bulutangkis. Selain itu kami berharap dapat menumbuhkan kecintaan dan semangat olahraga pada anak Indonesia sehingga mereka dapat belajar nilai-nilai kehidupanseperti pantang menyerah, kerja sama tim, sportivitas dan percaya diri.”
Sementara Sekretaris Umum Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Jawa Timur Eddy Sabaruddin mengatakan bahwa Surabaya memiliki daya tarik tersendiri sebagai tempat pelaksanaan kompetisi bulutangkis, mengingat banyaknya pecinta bulutangkis di kota ini.
Surabaya telah melahirkan banyak pebulutangkis nasional seperti Rudy Hartono, Alan Budikusuma dan Sony Dwi Kuncoro.
“Saya berharap hadirnya MILO School Competition dapat kembali melahirkan pebulutangkis-pebulutangkis berbakat dari Surabaya,” ujar Eddy.
“Kami memprediksi MILO School Competition Surabaya tidak akan kalah serunya dengan Cirebon dan Yogyakarta, karena banyak atlet unggulan dari Surabaya dan mereka akan bersaing ketat mulai dari babak penyisihan untuk memperebutkan piala Taufik Hidayat hingga menuju babak Grand Final di Jakarta,” lanjut Eddy.
Tahun ini MILO School Competition resmi masuk dalam kalender PBSI sebagai satu-satunya kompetisi bulutangkis tingkat SD dan SMP, sehingga pengenalan bulutangkis usia dini semakin mudah dilakukan baik oleh PBSI maupun pihak sekolah. Selain itu, kompetisi ini sudah terbuka bagi para siswa yang berasal dari luar daerah-daerah penyelenggaraan MILO School Competition.
“Untuk mendorong anak-anak meraih prestasi di bulutangkis terutama melalui jalur sekolah, Dinas Pendidikan menyelenggarakan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) mulai dari tingkat Kota/Kabupaten, Provinsi hingga Nasional yang diikuti siswa SD, SMP dan SMA. MILO School Competition ini melengkapi kompetisi yang sudah ada untuk menjaring siswa yang memiliki potensi menjadi seorang juara,” tambah Eddy.
Setelah selesai di Surabaya, MILO School Competition akan dilaksanakan di Palembang pada tanggal 21-26 April. Juara di masing-masing kota akan mendapatkan pelatihan fisik serta bimbingan dari legenda bulutangkis Indonesia sebelum masuk ke babak Grand Final di Jakarta pada bulan Juni 2014. Selanjutnya mereka akan berkesempatan untuk menunjukkan kemampuannya dalam “Perang Bintang” melawan atlet-atlet bulutangkis nasional.
Selain kegiatan MILO School Competition, Nestlé MILO juga mengadakan MILO Ayo Olahraga,sebuah program yang mendukung misi PBSI dalam memassalkan dan memperkenalkan bulutangkis sejak dini, dengan melibatkan guru-guru olahraga dan siswa kelas 1-3 SD. Program ini mengadopsi modul Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) “Shuttle Time” dalam pelatihan yang diberikan langsung oleh tutor PBSI.
PBSI telah memberikan pelatihan teknik dasar bulutangkis kepada 30 guru olahraga SD di Yogyakarta, Cirebon, Surabaya dan Palembang. Sejak tanggal 10 Maret lalu, para guru tersebut memberikan pelatihan kepada para siswanyaselama sembilan minggu dengan pengawasan dari PBSI dan Nestlé MILO. Pada minggu kesepuluh akan dipilih guru terbaik dari masing-masing kota.
Program ini juga turut melibatkan orang tua khususnya ibu, agar para ibu dapat mendukung anaknya untuklebih aktif berolahraga serta mengetahui kemajuan anaknya dalam menerima pelajaran bulutangkis melalui laporan agenda mingguan yang diberikan oleh guru olahraga.