Penetapan Papua sebagai tuan rumah PON ke XX tentunya bukan tanpa alasan. Sebelum dilangsungkannya RAT KONI 2014, Ketua Umum Koni Pusat, Tono Suratman, telah membentuk tim melakukan verifikasi terhadap bakal calon tuan rumah.
“Dari hasil laporan tim verifikasi, kami juga mendapatkan data dan informasi mengenai kesiapan masing-masing calon. Kami menilai Papua yang paling siap. Ini keputusan kolektif pemerintah, jadi bukan hanya keputusan sepihak dari Kemenpora saja,” tutur Djoko Pekik.
Terpilihnya, Papua sebagai tuan rumah PON ke XX, menimbulkan kekecewaan bagi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Bali yang sama-sama telah mempersiapkan diri untuk dapat menggelar multievent olahraga tersebut.
Namun, Djoko Pekik Irianto, meminta kepada kedua provinsi yang tidak berhasil menjadi tuan rumah PON ke XX pada tahun 2020 supaya legowo. Sebab, kegiatan olahraga level nasional tidak hanya PON, tetapi masih ada kegiatan lainnya.
“Pada dasarnya olahraga itu kompetisi. Ada kalah dan menang. Jadi harus siap menerima semuanya. Lagipula kegiatan nasional di bidang olahraga tak hanya PON, tetapi masih ada kegiatan lain,” kata Djoko.
Setelah penetapan tuan rumah PON ke XX pada tahun 2020, Djoko Pekik menambahkan, KONI Pusat akan membentuk PB PON XX/2020. “Nanti akan dibentuk PB PON XX/2020 yang membantu pemerintah Provinsi Papua untuk menyelenggarakan PON,” tambahnya.