TRIBUNNEWS.COM, ALOR STAR - Rafiddias Akhdan Nugroho/Zakia Ulfa tak menemukan kesulitan berarti saat menghadapi lawan di babak kedua turnamen BWF World Junior Championships 2014. Pasangan yang merupakan unggulan 5/8 ini menang telak 21-8, 21-8 atas Ruan Synman/Johanita Scholtz (Afrika Selatan), lewat pertandingan berdurasi 17 menit.
Sama halnya dengan Muhammad Rian Ardianto/Rosyita Eka Putri Sari yang melewati babak kedua tanpa harus bersusah payah. Rian/Rosyita masih punya kelas permainan setingkat di atas lawan yang berasal dari Slovenia, Miha Ivanic/Ema Cizelj. Pasangan Indonesia ini juga menang telak dengan skor 21-10, 21-10, dalam waktu 15 menit.
“Buat Rafi/Zakia dan Rian/Rosyita, pertandingan hari ini lebih dimanfaatkan untuk adaptasi lapangan. Walaupun kemarin sudah tanding di beregu, tiap lapangan kan berbeda-beda kondisinya. Penguasaan lapangan penting buat mereka, jadi mereka lebih siap jika di babak selanjutnya bertemu dengan lawan yang lebih berat,” ujar Enroe Suryanto, pelatih ganda campuran tim WJC 2014.
Sebelumnya, Reinard Dhanriano/Nisak Puji Lestari juga memastikan tiket babak 32 besar dengan memetik kemenangan atas ganda campuran Perancis, Thomas Vallez/Delphine Delrue, 18-21, 21-17, 21-9. Penampilan Reinard/Nisak memang belum maksimal hingga mereka dipaksa bermain rubber game setelah kehilangan game pertama.
“Reinard/Nisak kalah start. Dari awal mereka bermain terlalu hati-hati jadi tidak lepas. Bisa dibilang mereka 'panasnya' lama, di game kedua dan ketiga baru bisa keluar permainannya,” jelas Enroe.
“Selain itu, Reinard/Nisak juga kaget dengan tipe permainan pasangan Eropa yang tentunya berbeda dengan Asia. Walaupun pergerakan pasangan Perancis ini kaku, mereka punya placing bola yang baik, inilah yang sulit dikendalikan Reinard/Nisak di game pertama,” ujarnya.
Sementara itu, satu wakil ganda campuran Indonesia mesti angkat koper setelah terhenti di babak kedua. Gea Kamahamas Pratama Putra/Marsheilla Gischa Islami takluk di tangan ganda campuran tuan rumah, Tan Jinn Hwa/Gih Yea Ching, 16-21, 21-23.
Diungkapkan Enroe, kekuatan Gea/Gischa sebetulnya imbang dengan lawan. Namun pasangan Indonesia terlalu banyak membuat kesalahan sendiri akibat kurang yakin. Gischa pun masih kurang berani di depan net. Gea/Gischa juga belum dapat memanfaatkan keunggulan mereka di game kedua, keduanya mesti memperbaiki permainan khususnya di poin-poin kritis.