TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Petarung mix martial arts Indonesia, Fransino Tirta, menilai kualitas olahraga mix martial arts di Indonesia masih kalah dari Malaysia. Menurut Fransino, dibutuhkan semua pihak untuk bersama-sama mengangkat mix martial arts di Indonesia.
Menurut Fransino, kekurangan paling mencolok dari mix martial arts di Indonesia adalah pemisahan latihan. Fransino mengatakan seorang petarung mix martial arts tidak melatih seni bela diri itu secara umum, melainkan terlalu spesifik.
“Di Indonesia latihannya sendiri-sendiri. Kick boxing sendiri, tinju sendiri. Yang benar-benar latihan cross training baru saya,” ungkap Fransino kepada Tribunnews.com, Rabu (14/5/2014).
Fransino yang turun di kelas Bantam 61 kilogram mengajak semua petarung di Indonesia yang ingin terjun di mix martial arts untuk bergabung dengan dirinya. Hal ini dikatakan Fransino karena dia kecewa melihat banyak petarung mix martial arts selalu kalah ketika bertarung di Malaysia.
“Kali ini saya malu orang-orang di luar melihat petarung Indonesia bisa berbicara,” kata pemegang rekor 15-0-1.
Fransino membagi pandangannya agar mix martial arts di Indonesia bisa semakin berkembang. Fransino mengimbau pertarungan-pertarungan di tingkat lokal sebelum para petarung itu bergabung dengan organisasi seperti ONE Fighting Championships.
“Saya pikir ini tidak bisa jadi tugas satu pihak. Fighter mesti latihan, media bantu mengekspos, gym-gym owner harus saling dukung dan investor-investor membiayai event. Saya optimistis dalam dua tahun ini saya bisa terus menang sehingga bisa membuat fighter-fighter Indonesia terpacu,” ujar Fransino.
Mix Martial Arts Butuh Perhatian Khusus di Indonesia
Penulis: Deodatus Pradipto
Editor: Hendra Gunawan
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger