TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI – Tim Thomas dan Uber Indonesia beradaptasi terhadap kondisi cuaca jelang bertarung di perebutan Piala Thomas dan Uber yang akan berlangsung pada 18-25 Mei mendatang.
Seperti dilansir situs badmintonindonesia, berhadapan dengan cuaca panas tentunya bukan hal baru buat tim Indonesia. Cuaca di Jakarta juga panas, tetapi rata-rata hanya berkisar 33 derajat Celcius. Namun, di New Delhi cuaca menembus hingga 38 derajat celcius pada siang hari.
Manajer tim Piala Thomas Indonesia, Christian Hadinata, mengatakan jelang laga para pemain dituntut selalu fit agar tak mudah sakit. Karena menurut Christian, diperlukan daya tahan tubuh yang kuat buat seorang atlet agar dapat beradaptasi dengan perubahan cuaca.
"Hal yang paling penting setelah menjalankan persiapan adalah menjaga diri agar tidak sakit dan tidak cedera," ujar Christian.
Mantan pebulutangkis spesialis nomor ganda meminta kepada atlet untuk waspada terhadap perubahan suhu di dalam dan luar ruangan. Dia menjelaskan, perbedaan antara dalam dan luar ruangan di India sangat terasa.
“Pemain pernah menghadapi cuaca ekstrim di Korea Selatan. Namun saat itu suhunya konstan, segitu-gitu saja selama seminggu kami di sana. Di India, dalam ruangan AC nya dingin, saat keluar langsung panas terik. Perubahan cepat berpengaruh di tubuh, kalau tidak fit mudah sakit,” tutur Christian.
Sementara itu, pebulutangkis di nomor ganda putrid, Greysia Polii, mengatakan para atlet diminta menjaga kondisi. Caranya melalui banyak minum air putih, minum vitamin dan istirahat yang cukup.
“Di India panasnya agak beda, nyelekit di kulit, dan sekarang cuacanya ditambah angin yang cukup kencang. Pelatih sempat menginstruksikan kami membawa jaket atau handuk tebal untuk dipakai di dalam hall setelah latihan karena AC nya kencang sekali,” kata Greysia. (Glery Lazuardi)
Tim Thomas-Uber Indonesia Adaptasi Cuaca di India
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Hendra Gunawan
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger