Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Roy Suryo, pesimistis terhadap peluang Indonesia di Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan.
Bahkan politisi Partai Demokrat itu memprediksi tim Merah-Putih kesulitan memenuhi target menempati posisi 10 besar alias mengumpulkan sembilan medali emas.
Pernyataan yang diucapkan Roy Suryo merujuk pada tinjauan langsung ke Negeri Gingseng pada beberapa hari yang lalu. Dia menilai atlet Indonesia menemui beberapa kendala, seperti ketidaksiapan Incheon menggelar multievent olahraga antar negara di Asia itu dan mis-koordinasi antara Komite Olahraga Indonesia (KOI) dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
“Kejadian di Asian Games 2014 tidak bisa ditolerir. Konflik internal antara KONI-KOI terjadi di lapangan. Kemudian, venue pertandingan belum jadi. Sangat memalukan, tidak nyaman semua. Bagaimana kesulitan transportasi dari satu tempat ke tempat lain. Kita jangan kaget atas prestasi atlet di Incheon,” tutur Roy di Tangerang, Minggu (21/9/2014).
Sejauh ini apa yang disampaikan Roy Suryo memang terbukti dari apa yang dicapai atlet Indonesia pada hari kedua penyelenggaraan Asian Games 2014.
Tim merah-putih tercecer di peringkat ke-12 dengan koleksi dua medali perak dan satu medali perunggu. Pada hari ini, hanya lifter Indonesia, Eko Yuli Irawan yang berhasil mempersembahkan medali perunggu.
Eko yang turun kelas 62 kg putra mengumpulkan total nilai 308. Sementara lifter Korut Kim Unguk memastikan mendapat medali emas dengan total 332, disusul atlet Tiongkok Chen Li Jin yang meraih perak dengan mengumpulkan angkatan 321.
Sedangkan pada Sabtu kemarin, Indonesia membawa pulang medali perak melalui atlet wushu Juwita Niza Wasni dan lifter putri, Sri Wahyuni Agustiani.
“Update hari ini menunjukkan keprihatinan. Target 10 besar dengan sembilan medali emas. Agak berat untuk mencapai itu. Harapan mencapai enam sampai tujuh medali emas. Jangan salahkan atlet, tapi pengurus,” tambahnya.