TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Sungguh menyenangkan menyaksikan mayoritas komunitas equestrian guyub.
Suasana itulah yang terlihat dari pergelaran Kejuaraan Berkuda Ketangkasan 'Cinta Indonesia Open'/CIO-2014, di basis Adria Pratama Mulya Equestrian Centre, Tigaraksa, Tangerang.
Selama tiga hari, sejak Jumat hingga Minggu (31/10-2/11), sebagian besar stakeholder berkuda ketangkasan memeriahkan 'CIO' yang sudah dihelat oleh APM Equestrian Center dari 2007.
Suasana ini jauh berbeda dengan apa yang tersaji di JPEC, Sentul, dari perhelatan 'EFI Jumping Challenge' yang hanya melibatkan delapan rider (penunggang). 'Event' ini hanya berlangsung tak sampai dua jam.
Di Tigaraksa, Sabtu (1/11) pagi itu terlihat adanya pembicaraan serius antara Triwatty Marciano, pemilik APM Equestrian Center yang juga mantan sekjen EFI, dengan Ketua Umum PP Pordasi Mohammad Chaidir Saddak, MBA, dan Triputra Yusni Prawiro, pemilik Pegasus Stable.
Percakapan tiga tokoh teras equestrian ini tampaknya tak terlepas dari kegelisahan mereka terkait dualisme dalam pengelolaan berkuda ketangkasan.
Event 'EFI Jumping Challenge' di JPEC, Sentul, mestinya bisa lebih melibatkan jauh lebih banyak peserta jika pengurus EFI (Federasi Equestrian Indonesia) sudah bisa membuang jauh ego-egonya.
Pimpinan KONI Pusat, Tono Suratman, sudah menegaskan bahwa penyelesaian kisruh equestrian akan dilakukan secepatnya. Solusinya, dengan memutuskannya sesuai ketentuan dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga KONI Pusat.
Artinya, KONI seyogyanya segera meninjau keanggotaan EFI. EFI tak pernah menggelar Munas sejak 2012, walau kemudian tetap disahkan sebagai anggota KONI pada Mei 2013. (tb)