News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Alois Pollman Schweckhorst Saksikan Cinta Indonesia Open 2014

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Alois Pollman Schweckhorst

TRIBUNNEWS, COM.JAKARTA - Tidak mudah menghadirkan Alois Pollmann Schweckhorst. Komunitas berkuda ketangkasan sejati pastilah
mengenalnya.

Ia adalah seorang 'jumper' profesional internasional. Ia juga pelatih sekaligus instruktur dari tim nasional berkuda equestrian Jerman. Ia sudah lebih dari 40 kali memperkuat tim nasional berkuda ketangkasan Jerman di Piala Dunia. Tak terhitung jumlah piala dan medali yang sudah dikoleksinya. 

Sepanjang pekan kemarin Alois Pollmann Schweckhorst, 50-an tahun, berada di Indonesia. Tepatnya, 'tinggal' di APM Equestrian Centre, yang berlokasi di Jalan Raya Arya Wangsakara, desa Tapos, Tigaraksa, Tangerang.

Berapa besar biaya yang dikeluarkan oleh APM Equestrian Centre untuk mendatangkannya? Oh, jangan salah menduga. Ternyata, Alois Pollmann Schweckhorst bisa dikatakan datang sendiri.

"Alois ada di sini karena ia sengaja ingin bertemu dengan Manfred Schildt, sahabat baiknya semasa di Jerman," cerita Nadia Marciano Gaffar, putri Triwatty Marciano, yang menjadi 'event director'  dari kejuaraan 'CIO'-2014 ini.

Manfred Schhildt sendiri sudah lama menjadi pelatih di APM. Oleh karena itu, selama tiga hari pergelaran 'CIO'-2014, Alois terus berada di tengah-tengah para riders dan kuda-kudanya. Ia tak hanya berdiam diri menyaksikan para riders lokal berkompetisi, akan tetapi ia turut melarutkan diri dalam persaingan yang terjadi.

Sebelum persaingan resmi dimulai Alois bahkan memberikan 'clinic' kepada kalangan riders peserta 'CIO'. Keikutsertaannya dalam perlombaan membuktikan empati dan kecintaannya yang luar biasa pada disiplin berkuda ini. Beruntunglah komunitas equestrian yang menjadi peserta dari 'CIO'-2014 ini, karena dapat langsung berinteraksi dengan salah satu 'spesialis' berkuda ketangkasan terbaik di dunia tanpa harus mengeluarkan dana.

Pada Sabtu dan Minggu, Alois berseteru di beberapa kelas 'show jumping'. Penampilannya sangat menginspirasi. Tubuhnya yang kekar dan kokoh seakan bisa menyatu dengan kuda yang ditungganginya, yang baru dikenalnya selama berada di APM Equestrian Centre.

Tidak mudah bagi atlet dan kuda untuk bisa menyatu dalam waktu amat singkat. Tetapi, Alois bisa melakukannya.

Ia melayang-layang bersama APM Nastello untuk menaklukkan enam rintangan pada kelas tertinggi, 135-145 cm yang dilombakan Minggu, dengan catatan waktu 7.25 dt dengan clear-round. Ia mengungguli dua rider yang usianya jauh dibawahnya, yakni Ferry Wahyu Hadiyanto dan Bryan Brata-coollen, yang sama-sama membuat empat angka kesalahan.

Sehari sebelumnya, Alois juga tampil memukau saat melakukan 'one riding' di kelas 140 cm dengan kuda yang sama, yang biasa ditunggangi Nadia Marciano.

"Itulah kehebatan rider-rider tingkat dunia seperti Alois. Mereka sudah mumpuni untuk menyeimbangkan berat badannya sehingga tidak membebani kuda yang ditungganginya," kata Nadia, yang baru berlomba lagi di 'CIO' ini setelah 'cuti; sekitar dua tahun karena hamil dan mengurusi anaknya.

Pada Minggu Alois juga tampil di persaingan nomor 110-125 cm, bersama kuda APM Curd. Akan tetapi, ia harus memberikan kesempatan kepada mereka yang lebih muda untuk mengenyam kenikmatan menjadi juara.

Kelas ini dikuasai Ferry Agustian dari Univesitas Budi Luhur Stable yang menunggang Miss Apple, disusul Jendry Palandeng (APM/APM Zarrida), dan Marco Wowiling (UBL Stable/I'm Special). (tb)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini