News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Guyub Di APM Stable

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Apa yang tersirat di benak para petinggi Federasi Equestrian Indonesia (EFI), jika menyaksikan guyubnya para pemangku dan pelaku berkuda ketangkasan selama tiga hari berlangsungnya Kejuaraan 'Cinta Indonesia Open'/CIO-2014, pada Jumat hingga Minggu di Adira Pratama Mulya Equestrian Centre, kawasan Tigaraksa, Tangerang?

Apa yang mereka pikirkan seandainya melihat langsung betapa senang dan bangganya Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman dan Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) Suwarno berada ditengah-tengah stakeholders equestrian yang menjadi representasi dari puluhan klub di tanah air?

Betapa Tono Suratman dan Suwarno terkagum-kagum dengan semangat yang ditunjukkan para riders (atlet/penunggang), dalam mensinergikan kemampuannya bersama tunggangannya (kuda), untuk menjadi yang terbaik dalam kejuaraan yang sangat kompetitif selama tiga hari persaingan di klub bekuda yang berlokasi di desa Tapos, Tigaraksa, Tangerang itu, pada 31 Oktober sampai 2 November?.

Kejuaraan yang diikuti ratusan atlet, sebagian besar bahkan dari usia pemula yang menunjukkan keberhasilan dari 'sosialisasi' yang dilakukan melalui pergelaran 'Cinta Indonesia Open' setiap tahunnya, serta ratusan atlet, dengan lebih dari 400 entries, tersaji dengan baik, lancar, nyaman dan sukses.

Panas yang menyengat sepanjang tiga hari kejuaraan juga tak membuat para riders, kalangan pemilik klub, jajaran pembina, orangtua, dan bahkan penonton, harus kehilangan selera untuk terus 'menikmati' perlombaan hingga tuntas.

Setiap kali pergantian nomor perlombaan, para pakar seperti Rafiq Hakim Radinal, technical delegate dari Indonesia, Olaf Peterson, course designer asal Jerman, atau bahkan Ho Nai Yun yang president ground jury show jumping dari Singapura, terlihat bekerja sama dalam membuat 'course' yang sangat menantang pada 'venues' utama APM Equestrian Centre itu.

'Course' yang dibuat Olaf Peterson terkenal rumit, sehingga para riders benar-benar harus berkonsentrasi penuh jika sudah menunggangi kudanya dan memasuki gelanggang perlombaan. Sedikit saja 'out of focus', tali kekang bisa lebih sulit dikendalikan, dan kelokan yang mestinya dihadapi bisa keliru.

Namun, mestinya demikianlah kompetisi yang baik. Begitu juga dengan perlombaan di disiplin tunggang serasi (dressage), yang dihelat sehari penuh pada Jumat (31/10) itu.

Karena penilaiannya yang subyektif hasil akhir perlombaan tunggang serasi kerap memang mengundang kontroversi. Namun, keterlibatan pakar dari mancanegara mestinya bisa menihilkan anggapan seperti itu. Pada disiplin tunggang serasi ini ada Lorraine Bottreau dari Argentina, yang memimpin penjurian.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini