TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Santamonica terkena imbas dualisme pembinaan equestian? Alexander Benyamin, pendiri sekaligus pemiliknya, tidak secara langsung mengiyakannya.
Walau demikian, ia mengakui bahwa dualisme dalam pengelolaan equestrian yang terus berlarut-larut pastinya sangat memukul mayoritas 'stakeholders' berkuda ketangkasan tersebut.
"Situasinya memang sangat ironis. EFI yang sudah kehilangan legalitas justru masih diakui oleh otoritas olahraga nasional, sementara yang mayoritas justru dikesampingkan," kata Alexander Benyamin.
Menurut Alex Benyamin, jika Santamonica juga tidak lagi sering mengikutsertakan atletnya di berbagai ajang kompetisi, itu karena ia juga tengah berkonsentrasi pada kegiatan yang lain. Misalnya, mengembangkan bisnisnya.
Disamping itu, dua 'rider' andalan Santamonica yang tak lain adalah putri-putrinya sendiri, tengah fokus menjalani kuliahnya di Amerika.
Biasanya juga Alex Benyamin tampil di berbagai event equestrian bersama kedua putrinya tersebut, yakni Lidwina Christianti dan Benedicta Sekar Pramesti.
Sementara, anak lelakinya, Mario Christianto, juga lebih memilih untuk membesarkan bisnis keluarga yang mencakup berbagai unit usaha, terutama agribisnis dan perhotelan.
"Santamonica Stable masih eksis, meski sekarang fokus untuk pembinaan atau pelatihan internal saja," ujar Alex Benyamin.
Santamonica Stable didirikan pada 1995 di atas lahan sekitar 10 hektar. Kini, keseluruhan lahan Santamonica mencapai 40 hektar, dengan dua resort dan satu hotel berbintang tiga berdiri di sana. tb