TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP Pordasi) tampaknya akan 'all-out' pada Rapat Anggota Tahunan (RAT) KONI Pusat, yang dilangsungkan Senin-Selasa (30-31/3) di Jakarta Convention Centre, Senayan.
Menurut keterangan Ketua Umum PP Pordasi Mohammad Chaidir Saddak, ada tiga utusan yang akan mewakili PP Pordasi pada RAT ini.
Mereka, Wijaya Muthuna Noeradi, Wakil Sekretaris Umum PP Pordasi, Jose Rizal Partokusumo, Ketua Komisi Equestrian (Eqina), dan Johannes Lukito, Ketua Bidang Organisasi & Bendahara Eqina.
"Mereka bertiga yang mewakili kepentingan PP Pordasi," kata Eddy Saddak.
PP Pordasi semula mewadahi tiga disiplin pada olahraga berkuda, yakni ketangkasan (equestrian), pacuan, dan polo. Namun, sejak 2013 equestrian sudah lepas dari PP Pordasi, setelah KONI Pusat mengakui keanggotaan Federasi Equestrian Indonesia (EFI) yang diketuai Irvan Gading. Namun, sejak itu pula PP Pordasi terus 'menggugat' KONI Pusat.
Apalagi, EFI ternyata tak pernah bisa memenuhi persyaratan keanggotaan yang diwajibkan KONI. Di sisi lain, hampir seluruh komunitas equestrian juga meminta pimpinan KONI Pusat bersikap tegas. Legalitas sebagai pengelola kegiatan equestrian mestinya dilepaskan dari EFI, dan dikembalikan kepada para pemangku kepentingan berkuda ketangkasan yang selama ini sudah bekerja keras terus menggelar program pembinaan dan rutin membuat kejuaraan.
Federasi Equestrian Internasional (FEI) sudah cukup lama mengetahui kondisi yang terjadi di Indonesia. Namun, FEI tak serta-merta mencabut hak EFI sebagai pemegang mandat pengelola kegiatan equestrian di Indonesia, selagi EFI masih menjadi anggota KONI Pusat. tb