TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - APM Charity Show diyakini bisa menjadi sarana silaturahmi menarik bagi seluruh rider terbaik yang terhimpun di seluruh kiub.
Masih terbatasnya arena berkompetisi mestinya membuat event yang bertema charity ini menghadirkan kesemuanya.
Namun, tentu dengan berbagai pertimbangan, memang tak semua rider tangguh dari masyarakat equestrian menetapkan pilihannya untuk turut berkompetisi di APM Charity Show pada Jumat-Minggu (24-26/4) ini di APM Equestrian Center, desa Tapos, Tigaraksa, Tangerang, Banten.
Beberapa rider handal dari komunitas equestrian harus absen berkompetisi karena alasan tertentu, tetapi memang bisa diterima. Keluarga Sidiq Priyatma dan Retno, misalnya, tak bisa memaksakan ketiga anaknya berkompetisi karena persiapan mereka yang kurang maksimal.
"Anak-anak nggak turun di APM Charity Show. Mereka akan lebih prepare untuk event bulan depan (Indonesia Grand-Prix di Arthayasa)," kata Sidiq Priyatma mengenai absennya ketiga anaknya: Galih Rasiono, Anjasmara Wibisno, dan Disa Gupita. Galih, Anas, dan Disa termasuk dalam jajaran rider muda potensia dan bisa diproyeksikan ke masa depan.
Ketiga bergabung di klub Andiga Equestrian, Pulomas, sekaligus menjadi andalan tim equestrian PON Jateng.
Galih dan Anjasmara sama-sama tampil menawan di kejuaraan Jabar Open, 20-22 Maret lalu di Denkavkud TNI-AD, Parongpong, Lembang. Galih/GP Tortilas antara lain menjadi runner-up kelas 110 cm (kejurnas) dibawah Brayen Brata-coolen/Fidel.
Sebaliknya, Anjasmara yang menunggang Mitra Ragafath bahkan merebut medali emas di kelas 100 cm (kejurnas) dengan mengungguli Brayen Brata-coolen/Fidel yang andalan Aragon/Jabar itu.
JAGOAN ANANTYA
Secara terpisah, Rahmat Natsir dari Anantya Riding Club, kawasan Sentul, juga mengungkapkan penyesalannya karena tidak dapat menghadirkan beberapa andalannya di APM Charity Show ini.
Dua jagoan muda ARC, yakni Rosad Natsir dan Dwisita Putri Hapsari baru kali ini harus absen dari sebuah event.
"Kebetulan Rosad Jumat besok sampai hari Minggu depan ada trip ke Bali dengan sekolahnya, SMUN 1 Cibinong. Sita dua minggu terakhir kurang latihan karena harus mengikuti ujian di sekolahnya," kata Rahmat Natsir, pembina ARC yang pernah tampil bersama Nadia Marciano di berbagai event jumping internasional beberapa tahun silam.
Rahmat Natsir menegaskan, Sita tak mungkin dipaksakan tampil kalau pada akhirnya hasilnya jauh dari memuasan.
"Ya, takut kurang maksimal juga penampilannya," ujar RN, sapaan akrabnya.
"Memang sangat disayangkan saja harus absen di pertandingan bulan ini, apalagi temanya cukup menarik, tentang charity," tutur RN, yang ikut bergabung di tim equestrian PON DKI Jaya.
Rosad Natsir dan Dwisita potensial karena konsistensi dan kerja keras mereka selama ini. Rosad, yang juga bisa turun di dressage (tunggang serasi), terus tampil stabil dalam keseluruhan kelas show jumping di banyak event yang diikutinya, termasuk di Jabar Open bulan lalu di Denkavkud TNI AD Parongpong.
Jauh sebelumnya, di turnamen Cinta Indonesia Open/CIO bulan November 2014 silam di APM Equestrian Center ini, Rosad sukses merebut empat gelar juara, termasuk menggondol Piala Norman Marciano yang dikompetisikan di kelas 100-110 cm terbuka.
DI Jabar Open, Rosad dengan Taprika-nya antara lain merebut kelas 115-120 cm (kejurnas) dengan mengunguli Nuriman dan Brayen Brata-coolen.
Sementara, Sita yang makin 'tune in' dengan Enya sukses di kelas 90-100 cm. tb