TRIBUNNEWS.COM - PP PBSI bersikap realistis pada peluang nomor tunggal putera dan puteri cabang bulu tangkis Olimpiade Rio de Janeiro 2016 mendatang.
Hal ini diiungkap oleh Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi pelatnas Cipayung, Ricky Ahmad Subagdja, Senin (25/05/2015). Menurut Ricky, para pemain muda yang kini menempati Pelatnas Cipayung masih sulit untuk tampil di Brasil mengingat sempitnya waktu.
"Di tunggal putera, yang menempati peringkat tertinggi kini Jonatan Christie di peringkat 55. Masih cukup jauh untuk lolos ke Rio," kata Ricky usai konferensi pers BCA Indonesia Open Super Series Premier 2015.
"Jadi untuk para pemain tunggal putera dan puteri dan juga para atlet lapis kedua, yang kami lakukan sekarang adalah mengirim mereka mengikuti turnamen sebanyak mungkin untuk mengumpulkan poin."
Menurut Ricky, pelatnas kini menempatkan strategi jangka pendek, menengah dan panjang dalam persaingan bulu tangkis global. "Untuk jangka pendek ini tentu saja kita mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya dengan mengikuti banyak turnamen. Untuk setahun sasarannya tentu saja lolos ke Olimpiade Rio,"kata Ricky.
Sementara untuk sasaran jangka menengah dan panjang, ini lebih untuk menyiapkan para pemain muda untuk tampil menggantikan para pemain utama. "Untuk Jonatan Christie , Ihsan Maulana dan lainnya kita akan mengikutsertakan mereka dalam banyak pertandingan. Kita berharap frekuensi bertanding yang tinggi ini akan membuat mereka masuk dalam persiangan di lapis atas dunia menjelang Olimpiade 2020 nanti," katanya.
Untuk Olimpiade Rio, menurut Ricky pengurus juga membagi dalam tiga lapisan dan target para pemian. "Kami memberi target kepada para pemain untuk ikut atau berpartisipasi di Olimpiade, target mendapat medali (apa pun) dan target mendapat medali emas," kata Ricky.
Untuk target medali emas, Ricky mengakui untuk peta kekuatan sekarang, hanya dua nama yang muncul yaitu Hendra Setiawan/Muhammad Ahsan di ganda putera dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di nomor ganda campuran. Namun Ricky menolak saat disebut peluang di ganda putera lebih besar mengingat peta kekuatan saat ini.
"Sebenarnya peta kekuatan tahun depan kan sudah bisa dibaca saat ini. Di ganda putera, lawan potensial Hendra/Ahsan adalah ganda Korea, Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong. Sementara di bawah mereka ada ganda Tiongkok, serta ganda Denmark dan mungkin Jepang. Menghadapi ganda Korea, Hendra/Ahsan kan sudah sering menang juga,"kata Ricky.
Hal serupa juga terjadi di ganda campuran. "Lawan Tontowi dan Butet kan juga berkisar itu-itu saja, terutama dua ganda Tiongkok. Kita lihat saja dalam setahun ini siapa yang lebih siap. Saya sih memandang peluang di ganda putera dan ganda campuran untuk mengembalikan tradisi emas sama besarnya," kata RIcky yang pernah merebut medali emas Olimpiade bersama Rexy Mainaky di Atlanta pada 1996.
Tentang kemunglkian lolosnya para pemain tunggal nonpelatnas seperti Dionysius Hayom Rumbaka, Simon Santoso atau pun Tommy Sugiarto, menurut Ricky pihak PP PBSI tentu akan mendukung. "Saya bicara konteks pemain pelatnas saja. Tetapi kalau pemain non pelatnas lolos, tentu dukungan buat mereka sama saja. Ini kan soal merah putih."
Dalam peringkat dunia yang dikeluarkan BWF, peringkat tertinggi Indonesia untuk nomor tunggal putera ditempati Tommy Sugiarto (peringkat 11), Dionysius Hayom Rumbaka (22), Andre Kurniawan Tedjono (38), Simon Santoso (39), Jonatan Christie (55), Firman ABdul Kholik (66), Ihsan Maulana Mustofa (87).