Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Pimpinan KONI Pusat menyayangkan pencoretan Yon Mardiono dari tim tenis meja Indonesia untuk SEA Games XXVIII-2015.
Apalagi, pencoretan tersebut dilakukan hanya beberapa hari menjelang keberangkatan kontingen ke Singapura.
"Tentu, kami sangat menyayangkannya. Hal seperti ini sebenarnya tak boleh terjadi," ungkap Wakil Ketua Umum KONI Pusat Inu K Nugroho, Kamis (28/5) di Senayan.
Menjawab pertanyaan wartawan dalam diskusi 'Dukungan Media Menuju Sukses Multievent SEA Games XXVIII/2015 dan Asian Games XVIII/2018, Inu K.Nugroho menjelaskan bahwa pembinaan atlet memang dilakukan oleh Satlak Prima yang berada dibawah naungan KONI Pusat.
Namun, dia tak menyanggah jika kepastian keikutsertaan atlet di multi-event juga tergantung pada kebijakan Komite Olimpiade Indonesia (KOI).
Seperti diberitakan sebelumnya, Yon Mardiono yang adik kandung mantan petenis meja nasional Anton Suseno, sudah lama ditetapkan sebagai tim inti Tenis Meja Indonesia dalam Surat Keputusan Program Indonesia Emas (SK Prima) yang diusulkan kepada Komite Olimpiade Indonesia (KOI).
Namun, nama Yon Mardiono tiba-tiba terlempar. Posisinya sebagai pemain tunggal digantikan oleh Gilang Ramadhan.
Penggantian Yon Mardiono tampaknya berhubungan dengan dualisme yang terjadi di kepengurusan tenis meja nasional, serta perseteruan antara KONI Pusat dan KOI.
Yon Mardiono diusung oleh kubu PP PTMSI pimpinan Marzuki Alie yang didukung oleh KONI Pusat.
Sementara, Gilang Ramadhan diusulkan oleh PP PTMSI pimpinan Oegroseno, yang disebut-sebut didukung oleh KOI. Oegroseno, mantan Wakapolri itu, belakangan aktif sebagai anggota Tim Sembilan bentukan Menpora Imam Nahrawi.
"Saya ini sudah menjadi korban dualisme PB PTMSI. Nama saya sudah terdaftar di SK Prima sebagai Tim Inti Tenis Meja Indonesia yang diusulkan Satlak Prima ke KOI tetapi bisa tergeser begitu saja," kata Yon Mardiono, Rabu malam lalu.
"Saya jadi bingung Gilang Ramadhan bisa menggantikan posisi saya yang sudah delapan bulan berlatih di Prima. Gilang Ramadhan itu petenis meja divisi tiga yang tidak pernah mengikuti seleksi yang dilakukan Satlak Prima. Saya itu masih yang terbaik dalam seleksi," tambahnya.
Menurut Yon, pencoretan namanya itu sudah dipertanyakan langsung dengan KOI. Tetapi, dia hanya bisa pasrah dan menunggu nasib. tb