TRIBUNNEWS. COM. JAKARTA - Masih ingat dengan Djohar Manik? Komunitas berkuda, khususnya penikmat pacuan, tentunya masih belum lupa dengan kuda tangguh KP5 betina merah dari hasil perkawinan silang Tuscalossa dengan Mini Satria yang sukses merebut 'Triple Crown' tahun 2014 silam.
'Triple Crown' adalah supremasi berkuda pacuan. Hanya kuda-kuda pilihan yang mampu meraih tiga gelar dari Kelas 3 Tahun Derby jarak 1200 meter, jarak 1600 meter dan jarak 1850 meter.
Itulah tiga gelar yang diperebutkan dalam titel Piala Tiga Mahkota.
Bertarung dengan 3 kuda tangguh lainnya di Kelas A jarak 1850 meter, yang dikhususkan untuk kuda-kuda yang berusia di atas 4 tahun, Djohar Manik yang ditunggangi joki J.Turangan tampil menawan untuk menyisihkan Saud G4, Tuan Nagari G4 dan Pesona Joang G4.
Dari empat kontestan di Kelas A ini, Tuan Nagari yang paling senior. Kuda berusia enam tahun ini bahkan paling banyak mengenyam perlombaan, yakni 27 kali, walau hanya 15 kali menggondol gelar.
Bandingkan dengan Djohar Manik, yang baru 12 kali berlomba.
Namun, catatan kemenangan Djohar Manik lebih mengesankan, yakni 11 kali merebut gelar.
"Djohar Manik memang masih tetap yang terbaik di kelasnya," sambut Eddy Saddak, sapaan akrab Ketua Umum PP Pordasi Mohammad Chaidir Saddak, yang juga pemilik Aragon Horse Racing & Equestrian Sports.
"Untuk tahun 2015 ini saya perkirakan Djohar Manik masih mampu berprestasi," timpal H.M.Munawir, Ketua Komisi Pacuan PP Pordasi sekaligus Ketua Pengprov Pordasi Jateng dan pemilik Tombo Ati Stable, Yogyakarta.
Djohar Manik yang dilatih oleh Edwin Basuki memang menjadi milik bersama Aragon dan Tombo Ati Stable.
Atas suksesnya memenangi Kelas A jarak 1850 meter itu, Djohar Manik berhak atas Piala Pangdam Jaya. Eddy Saddak dan H.M.Munawir bersama-sama tampil ke podium untuk menerima piala tersebut langsung dari Pangdam Jaya, Mayjen TNI Agus Sutomo. tb