TRIBUNNEWS.COM - Pesta olahraga multi-cabang SEA Games XXVIII di Singapura 2015, akhirnya ditutup pada Selasa (16/6). Di hari terakhir kemarin, hingga siang kontingen Merah Putih menambah dua medali emas dari cabang bulutangkis,yakni dari nomor ganda putra dan ganda campuran.
Pasangan Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi sukses meraih medali emas setelah mengalahkan rekannya sendiri, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Markus Gideon Fernaldi, dalam pertandingan dua gim 21-12 dan 24 -22. Sementara Praveen Jordan/Debby Susanto mengalahkan wakil Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying di laga final ganda campuran, dalam pertarungan tiga gim18-21, 21-13, dan 25-23.
Sementara kesempatan menambah medali satu emas dari nomor tunggal putri gagal tercapai, setelah Hana Ramadhini yang menjadi wakil Indonesia di nomor ini, menyerah dari pemain Thailand, Busanan Ongbumrungpan dalam pertandingan dua gim, 21-17 dan 21-12.
Tambahan dua medali emas membuat kontingen Merah Putih harus puas berada di peringkat kelima, di bawah Malaysia. Indonesia hanya mendulang 47 emas, 60 perak dan 74 perunggu. Sementara Malaysia yang berada peringkat keempat,meraih 62 emas, 58 perak dan 66 perunggu.
Di peringkat teratas, Thailand sukses merajai SEA Games edisi ke-28 ini dengan raihan 95 emas, 83 perak dan 68 perunggu. Di bawahnya Singapura membuntuti dengan raihan 83 emas, 73 perak dan 102 perunggu.
Dibandingkan SEA Games 2013 di Myanmar, prestasi kontingen Indonesia kali ini jelas menurun. Dua tahun lalu, Indonesia berada di posisi keempat, sementara Malaysia di tempat kelima.
Target yang dicanangkan pemerintah melalui Kemenpora pun dipastikan tak tercapai. Sebelum SEA Games digelar, Kemenpora menargetkan minimal 72 medali emas, agar Indonesia berada di peringkat kedua. Atas kegagalan itu, Chief de Mission Indonesia, Taufik Hidayat menyampaikan permohonan maafnya.
"Saya dan tim mohon maaf pada masyarakat Indonesia, pada masyarakat olah raga Indonesia. Apa yang dicapai, ya seperti ini. Tapi saya percaya perjuangan atlet sudah maksimal karena saya juga pernah jadi atlet," imbuh peraih medali emas di Olimpiade Athena 2004 itu.Sebagai komandan kontingen, Taufik merasa bertanggungjawab atas pencapaian ini. "Saya pasti akan melaporkan seperti apa kondisinya, ke KOI maupun Menpora," ujarnya.
Mantan pebulutangkis andalan Indonesia itu pun mengajak agar selepas SEA Games 2015 segera dilakukan perubahan total dalam olah raga nasional. Terlebih tiga tahun lagi Indonesia akan jadi tuan rumah Asian Games."Pemerintah harus mengutamakan prestasi dulu, baru prasarana. Caranya bisa macam-macam, semisal mendukung pembinaan secara kontinyu dengan anggaran mencukupi. Bila bicara olah raga demi prestasi, tak bisa dibatasi bujet," tuturnya.
Sementara Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Rita Subowo mengaku kecewa dengan pencapaian Indonesia di SEA Games kali ini."Tentunya kami kecewa dengan hasil Indonesia yang berada di peringkat kelima. Tetapi ini hasil terbaik. Saya melihat sendiri bagaimana pemain berjuang. Hanya, atlet negara pesaing memang lebih baik," kata Rita.