News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Komunitas Equestrian Kedepannya Harus Bersatu untuk Menggapai Prestasi Optimal

Penulis: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Eddy Saddak bersama komunitas equestrian

TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP Pordasi) sudah membuat semacam 'road-map' untuk penyatuan seluruh komunitas equestrian.

Keputusan CAS yang mengembalikan hak federasi nasional (NF) berkuda ketangkasan kepada PP Pordasi, menjadi landasan konstitusional untuk menerapkan penyatuan staholders equestrian.

Tujuan dari penyatuan seluruh komunitas equestrian ini tentunya adalah untuk menatap masa depan berkuda ketangkasan yang lebih baik itu. Saat ini, formula penyatuan ini sedang  dirumuskan oleh stakeholders equestrian sendiri.

"Saya kira inilah kesempatan terbaik bagi kita semua untuk berhimpun dan merumuskan apa yang diinginkan," ungkap Rafiq Hakim Radinal, salah satu tokoh senior berkuda ketangkasan.

"Semua harus satu visi agar kedepannya kita lebih maju. Tidak boleh ada perasaan dendam. Semua harus berpikir waras," demikian dikemukakan Dewi Anggraeni, sekjen Equestrian Indonesia (Eqina), wadah komunitas equestrian yang dipayungi PP Pordasi.                           

"Memang harus seperti itu, semua harus no hard feeling. Kalau mau maju, semua wajib melupakan pertentangan di masa lalu. Semua harus mengutamakan pembinaan ke masa depan," tanggap Eddy Saddak.                

Ia menyatakan, stakeholders equestrian harus bersatu-padu merumuskan apa yang terbaik untuk mereka. Untuk itu, PP Pordasi akan mengundang seluruh pemangku kepentingan berkuda ketangkasan.

"Kita akan mengundang semuanya, termasuk dari EFI. Kalau ternyata mereka tidak datang, ya, itu pilihan mereka. Nanti publik yang menilai," terang Eddy Saddak.                   

Menurut keterangan Eddy Saddak, saat ini sebuah tim kecil yang antara lain beranggotakan tokoh senior Alexander Benyamin, pemilik Santamonica Stable, dan Wijaya Mithuna Noeradi yang Wakil Sekretaris PP Pordasi, tengah melakukan penyempurnaan dari Anggaran Dasar ((AD)dan Anggaran Rumah Tangga (ART) equestrian itu sendiri.                                               

"Saya berharap sebelum Munas Pordasi bulan Oktober nanti penyempurnaan AD/ART equestrian ini sudah selesai, sehingga bisa dibahas dan disahkan di Munas," jelas Eddy Saddak.                           

Ketum PP Pordasi ini menegaskan kembali, komunitas equestrian kedepannya harus bersatu-padu untuk menggapai prestasi optimal.

"Semua memperoleh kesempatan yang sama, tidak boleh ada pilih kasih. Pak Rafiq dan Ibu Watty sekarang ini sedang menjajaki pergelaran event-event World Challenge di Indonesia. Ini harus dimanfaatkan secara maksimal," papar Eddy Saddak.                                             

Rafiq Hakim Radinal dan Triwatty Marciano adalah dua tokoh senior equestrian, masing-masing pembina sekaligus 'owner' dari Arthayasa Stable, Cinere, dan APM Equestrian Centre, Tigaraksa, Tangerang.                     

Menyikapi lebih jauh keputusan CAS, Rafiq Hakim Radinal yang tengah berada di Moskow, bahwa menurutnya  saat ini keputusan final ada di FEI dan KOI.

"KONI Pusat sebagai induk dari semua organisasi cabor, juga berperan pada keputusan yang telah dibuat. EFI juga harus menyelesaikan kewajibannya. Jadi, intinya, semua proses sepertinya harus dilewati," kata Rafiq. tb

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini