Deodatus Pradipto/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sejumlah wartawan tidak menyaksikan dari lapangan ketika ganda putra Indonesia, Andrei Adistia/ Hendra Gunawan, menghadapi pasangan Amerika Serikat, Mathew Fogarty/Bjorn Seguin, pada babak 64 besar Total BWF World Championships 2015 di Istora Senayan, Senin (10/8/2015).
Mereka kemudian menunggu di mixed zone untuk mewawancarai Mathew Fogarty dan Bjorn Seguin selepas pertandingan. Sejumlah wartawan kemudian kaget ketika Fogarty dan Seguin berjalan ke arah mixed zone. Ada yang sempat mengira Fogarty adalah pelatih, namun perkiraan itu justru salah.
Keringat bercucuran di tubuh Fogarty. Tangannya masih memegang tas berisi raket. Sesekali dia mengusap keringat di kepala dan lehernya dengan handuk berwarna putih.
“Iya, usia saya 58 tahun,” ungkap Fogarty kepada para wartawan ketika dikonfirmasi mengenai usianya.
“Saya yakin masih bisa main jika masih baik-baik saja,” imbuh Fogarty soal kemungkinannya bermain dalam dua tahun ke depan.
Bagi Fogarty, ini menjadi Kejuaraan Dunia ketujuh di mana dia tercatat sebagai peserta. Dari total tujuh Kejuaraan Dunia, Fogarty mengikuti lima di antaranya. Dua kali dia absen karena batal bertanding.
Bagi Fogarty, bulutangkis adalah olahraga terbaik di dunia. Dia pernah gantung raket lalu menempuh pendidikan di sekolah kedokteran dan menjadi dokter hingga saat ini. Fogarty kembali bermain bulutangkis dengan satu misi. Fogarty ingin menunjukkan bahwa bulutangkis adalah olahraga paling sehat, sekaligus olahraga individu terbaik.
“Saya menjaga kesehatan saya melalui hasrat saya sehingga pemain-pemain yang lebih muda datang dan melawan saya,” jelas Fogarty.
“Ini juga berkat Bjorn yang sangat luar biasa. Itulah sebabnya saya masih bermain,” imbuh Fogarty soal duetnya yang kelahiran 1990.
Bagaimana cara Fogarty menjaga kebugarannya di usia yang senja? “Saya berlatih enam hari sepekan. Setelah kerja, saya latihan pada malam hari,” kata Fogarty kepada Tribunnews.com.