TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Sumatera Barat (Sumbar) pernah menjadi barometer atau pusat kekuatan olahraga berkuda tingkat nasional, khususnya di pacuan.
Komunitas, penggemar atau pencinta olahraga berkuda pastilah mengakui hal ini, sekali lagi terutama mereka yang bermain di pacuan. Barometer pacuan kuda lainnya kala itu adalah Sulawesi Utara (Sulut).
Jika Sulut terkenal dengan Tompaso-nya, salah satu 'track' pacuan terbaik di Indonesia, maka Sumbar lebih dikenal karena Sawahlunto Derby-nya, salah satu arena kompetisi tahunan yang sangat populer di tanah air.
Jarak yang jauh --sekitar 3 jam perjalanan darat dari Padang, ibukota Sumbar-- membuat Sawahlunto Derby kian menakutkan bagi kuda-kuda non-Sumatera yang hendak berlari di sana. Hanya kuda-kuda dengan kebugaran luar biasa saja yang dapat menaklukkan Sawahlunto Derby.
Rencana pergelaran Sawahlunto Derby 2005 sudah masuk dalam kalender kegiatan PP Pordasi. Komisi Pacuan PP Pordasi yang diketuai oleh Ir.H.Munawir telah menempatkan Sawahlunto Derby 2005 sebagai salah satu 'open race reguler' dengan kategori kelas kelompok umur dan handicap.
Kejuaraan ini dijadwalkan digelar 6 Desember.
"Semoga tidak terganggu dengan agenda Pilkada Serentak pada 9 Desember, yang untuk wilayah Sumbar, diadakan di beberapa kabupaten dan walikotamadya," ungkap H.Asrijal, SE, pemilik Sawahlunto Stable.
Asrijal menuturkan, pencapaian prestasi di PON XIX-2016 tentunya menjadi target semua kontestan atau daerah-daerah yang mengomentisikan kudanya di pentas PON XIX itu.
Demikian juga dengan kontingen Sumbar. Untuk itu, Asrijal berpendapat, seyogyanya Sumbar segera berbenah diri dari dini.
Dan, itu akan diawali dengan perhelatan Kejuaraan Pacuan Kuda Tingkat Nasional Sawahluntu Derby 2015.
"Sudah tidak ada waktu berleha leha lagi. Jika memang ingin mempersembahkan medali di PON XIX nanti, kita semua harus lebih bekerja keras," terang H.Asrijal, SE. tb