TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Tunggal putra, Ihsan Maulana Mustofa, sukses menghentikan langkah pemain asal Jerman, Marc Zwiebler, di babak pertama Japan Open Superseries 2015.
Ihsan menang rubber set dengan skor 21-15, 18-21, dan 21-18 dalam pertandingan yang berlangsung 68 menit itu.
Ihsan kemudian menyusul dua seniornya yang sudah lebih dulu aman ke babak kedua, yaitu Tommy Sugiarto dan Dionysius Hayom Rumbaka.
"Hari ini cuma main yakin saja. Kalau dari target, sebenarnya hanya ingin mengeluarkan permainan terbaik, biar lebih percaya diri. Dari permainan hari ini, semoga besok bisa jadi lebih percaya diri lagi. Kunci kemenangan saya main nothing to lose saja, fokus per poin," kata Ihsan ditemui seusai pertandingannya di Tokyo Metropolitan Gymnasium.
"Tadi di lapangan masih suka emosi, padahal untuk level pertandingan seperti ini saya harusnya bisa lebih sabar. Saya malah nggak sabar, pengen buru-buru 'matiin' lawan, tetapi malah 'mati-mati' sendiri," kata Ihsan.
Di tengah lapangan, Ihsan tampil meyakinkan saat berhadapan dengan Zwiebler. Ihsan bahkan berpeluang untuk menang dua gim langsung. Sayangnya, saat menyentuh angka 16 sama, Ihsan tak bisa menghalau serangan lawan.
Di gim ketiga, Ihsan juga kerap memimpin perolehan angka. Ia juga merebut match point dengan 20-11. Namun, rupanya Ihsan tak berhasil untuk langsung memperoleh kemenangannya. Ia harus kehilangan tujuh angka berturut dulu sebelum akhirnya menang 21-18.
"Gim ketiga hampir kecolongan. Dia mainnya berubah, jadi mempercepat permainan, saya malah panik. Padahal, kalau saya main tenang, saya pasti bisa langsung menang, nggak harus kecolongan tujuh poin," kata Ihsan lagi.
Selanjutnya, di babak kedua, Ihsan akan berhadapan dengan pemain Hongkong, Hu Yun. Kedua pemain ini tercatat belum pernah berhadapan. Ihsan tetap optimistis bisa menghadapi lawannya tersebut.
"Lawan Hu Yun, dia cukup berumur. Kalau dari segi power dia pasti ada. Cuma secara fisik saya harusnya lebih unggul. Tapi, melihat dari babak kualifikasi kemarin, sebenarnya fisik saya juga sudah banyak terkuras. Yang penting bisa main yang terbaik saja dulu," kata atlet yang dibesarkan klub Djarum Kudus tersebut.