TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Asosiasi Internasional Federasi Atletik, Sebastian Coe menyatakan olah raga atletik berada di garis terdepan dalam memerangi doping.
Coe pun menyatakan siap untuk melakukan segalanya demi melindungi atlet yang bersih.
Coe yang pernah menjadi juara Olimpiade lari 1.500 meter sebanyak dua kali itu terpilih untuk memimpin IAAF pada Agustus 2015.
Sebelumnya, IAAF dituduh bersikap terlalu lunak terhadap praktek doping, setelah ribuan data tes darah bocor ke media.
Atas hal itu, Coe berjanji untuk memerangi doping dan berusaha untuk menyingkirkan ancaman tersebut dari para atlet.
"Ini bukan soal jejak yang unik dan masalah yang ada di lapangan. Setiap olah raga di dunia memiliki berbagai isu global. Kami pun memilikinya, tetapi kami juga mengatasinya," ujar Coe, seperti dikutip dari Reuters, Senin (5/10/2015).
"Ini adalah tanggung jawab kami untuk memastikan bahwa sistem kami jelas dan ringkas, serta ada protokol yang seragam di seluruh dunia. Kami harus mendorong para atlet bersih untuk percaya bahwa kami akan selalu berada di sisi mereka," kata Coe.
Coe mengatakan, sebenarnya sistem pengujian difungsikan untuk melindungi atlet yang bersih dan tidak hanya sekadar bertujuan untuk menghapus kecurangan.
Mantan atlet asal Inggris itu mengungkapkan bahwa IAAF telah menguji 19.000 atlet sejak periode 2003-2004.
Akan tetapi, Coe merasa ada kekeliruan dalam hal persepsi mengenai badan organisasi yang dipimpinnya.
"Sprinter Usain Bolt adalah atlet yang paling diuji, baik dari segi pria atau wanita dari seluruh cabang olah raga di dunia. Namun, realitas dan persepsi sering mendapatkan cap yang buruk," kata Coe.
"Kami menganggap ini sangat serius dan kami perlu memastikan masyarakat untuk percaya bahwa apa yang mereka tonton di stadion itu sah," ucap Coe.