TRIBUNNEWS, COM. SOLO - Pengurus teras Equestrian Indonesia (Eqina) 'menyerbu' Solo, Selasa (27/10) siang.
Mereka menghadiri Musyawarah Nasional (Munas) Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia yang diselenggarakan Rabu (28/10) di The Alana Hotel & Convention Centre, Solo, Jateng.
"Kita siap memeriahkan Munas Pordasi Solo," ungkap H.Jose Rizal Partokusumo, ketua Eqina, jelang keberangkatan di bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur.
Jose Rizal Partokusumo bersama Dewi Anggraeni, sekjen, Bibit Sucipto, kabid binpres, dan Shanti Sadino, bendahara, terlihat begitu riang.
Ikut terbang bersama mereka, wakil sekretaris PP Pordasi yang juga ketua panpel Munas Wijaya Mithuna Noeradi, bendahara umum PP Pordasi H.Syahrul, dan Christine, pembina berkuda dari Jateng.
Apa yang akan diusung Eqina pada Munas Pordasi yang bertema "Reposisi dan Revitalisasi Organisasi" itu? Jose Rizal Partokusumo tercenung sejenak, sebelum menjawab tegas, "Menyambut era baru equestrian."
Jawaban Jose yang mantan taekwondoin nasional seangkatan Dede Yusuf itu bisa dipersepsikan sebagai semangat baru yang akan menjadi rujukan dalam pembinaan berkuda ketangkasan.
Semangat baru itu adalah, bagaimana masyarakat equestrian bisa bersatu, benar-benar guyub, setelah otorisasi sebagai federasi nasional (NF/National Federation) equestrian sudah dikembalikan ke PP Pordasi.
Artinya, kedepannya diharapkan tidak akan ada lagi pengelompokkan, yang hanya menimbulkan friksi, pertentangan, dan menjadi bibit perpecahan.
"Masyarakat equestrian harus benar-benar bersatu. Mari sama-sama kita lupakan apa yang terjadi di masa lalu, dan bersama-sama pula kita menatap masa depan yang lebih cerah," urai Jose, pemilik JN Stud & Stable berusia 49 tahun itu.
Sejak 18 Oktober lalu hak NF equestrian sudah dikembalikan ke PP Pordasi setelah selama hampir lima tahun 'terlepas' ke Equestrian Federation of Indonesia (EFI) pimpinan Irvan Gading. Federasi Equestrian Internasional (FEI) otomatis menggugurkan keanggotaan EFI.
"Ini bukan masalah personal, jadi mestinya nggak ada like & dislike, karena dari dulu kita di Eqina nggak pernah begitu. Jangan ada hard-feeling juga, semua khan teman-teman juga," harap Shanti Sadino. tb