TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jalan Rio Haryanto menuju Formula 1 tinggal selangkah lagi. Namun, mimpi Rio mengemudikan jet darat itu terhalang masalah dana.
Dalam waktu empat bulan terakhir, Rio dan tim manajemennya berjuang keras menggalang dukungan dari berbagai pihak.
Mereka juga sempat berjumpa Presiden RI, Joko Widodo.
Namun, target mengumpulkan dana sekitar Rp 250 miliar belum juga tercapai sampai saat ini. Padahal Manor Marussia (tim F1 yang dituju Rio) menetapkan deadline hingga 2 November.
"Belum ada tanggapan (dari BUMN), sepertinya kurang peduli dengan Formula 1. Waktu saya coba tanyakan lagi katanya tunggu presiden," kata ibu Rio, Indah Pennywati.
"Deadline sebenarnya sudah lewat tanggal 2 November kemarin. Sekarang kami minta mundur maksimal, tetapi masih belum dijawab (oleh pihak Manor)," tutur Indah melanjutkan.
Jika harapan bergabung dengan Manor tidak terwujud musim ini, Indah menyatakan Rio akan memikirkan kemungkinan menjadi pebalap reserve (cadangan) pada Formula 1 musim depan.
McLaren menjadi tim yang dituju Rio. Tim asal Inggris itu memiliki program pengembangan pebalap muda, Kevin Magnussen (Denmark) dan Stoffel Vandoorne (Belgia) merupakan salah satu pesertanya.
Namun, sejauh ini manajemen Rio masih terus berdiskusi mengenai kemungkinan tersebut. "Iya sedang dibahas juga dengan McLaren reserve driver, tetapi belum pasti ya," ujar Indah.
Selain mencari bantuan dana dari pemerintah dan swasta, Rio juga mendapat dukungan dari aksi penggalangan dana secara online melalui situs www.kitabisa.com/indonesiaf1.
Hingga Kamis (12/11/2015) pukul 16.49 WIB, dana yang terkumpul dari penggalangan dana itu baru mencapai Rp 103.869.271 dari target yang sebesar Rp 250 milar.