TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Penentuan siapa yang terbaik dari gelaran Kejuaraan Berkuda Ketangkasan FEI World jumping Challenge 2015 seri Indonesia akan ditentukan dari persaingan ronde ketiga atau terakhir pada Minggu (29/11) di APM Equestrian Centre, Tigaraksa, Tangerang.
Dari akumulasi nilai setelah dua ronde, yang dilangsungkan Minggu (22/11) dan Rabu (25/11), ada tiga rider yang berpeluang merebut gelar. Yakni, andalan APM Equestrian Center Kurniadi Katompo, atau Adi Katompo, serta Raymen Kaunang (Pegasus) dan Brayen Brata Coolen (Aragon).
Pasangan Adi Katompo/APM Levisto Big Boy membukukan nilai 21 (7+14), sementara Raymen Kaunang/Conquistador 20 (9+11) dan Brayen Brata Coolen/La Belle 20 (14+6).
"Kompetitor lain bukannya tidak punya peluang, tetapi dari perolehan nilai, sulit memperkirakan kalau mereka bisa menyodok ke atas. Kecuali kalau Adi, Brayen atau Raymen benar-benar tampil sangat buruk," papar Jose Rizal Partokusumo, waketum PP Pordasi yang membawahi bidang equestrian, Sabtu (28/11).
'Bad day' memang bisa dialami siapa saja. Kendati demikian, menurut Jose, merujuk dari 'track record' dari Adi, Brayen dan Raymen, mereka bisa mengatasi kendala mentalnya. "Ketiganya sama-sama tipe fighter," ujar Jose. "Faktor luck yang menentukan," jelas pemilik JN Stud & Stable, itu.
Adi Katompo, kata Jose, unggul dalam pengalaman. "Jam terbangnya sudah tinggi. Oleh karena itu dia juga bisa cepat menyesuaikan diri dengan APM Levisto Big Boy, bukan kuda yang biasa dia pakai, yakni APM Nastello," papar Jose.
Diukur dari aspek keberanian, Brayen nomor satu. Brayen dan Raymen juga sudah matang, terutama karena tertempa dari event-event yang digelar Equestrian Inconesia (Eqina). "Kalau Adi penuh perhitungan, makanya dia bisa memotong-motong dengan bagus," katanya.
Walau begitu, Jose secara umum masih memperhitungkan Brayen atau Raymen yang akan lebih beruntung untuk menempati dua peringkat teratas. Apalagi mereka sangat mengenal karakter tunggangannya, yakni La Belle 140 dan Conquistador. tb