TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengurus Pusat Persatuan Soft Tenis Indonesia (PP Pesti) berharap muncul bibit-bibit atlet soft tenis andal Indonesia dalam Kejuaraan Nasional Soft Tenis 2015 di Lapangan Soft Tenis Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 4-6 Desember ini.
Kejurnas mempertandingan kategori senior dan junior. "Atlet junior bertalenta diharapkan muncul dari ajang ini. Selama ini harus diakui kita banyak mengandalkan mantan petenis untuk terjun di soft tenis. Lewat Kejurnas kami berharap bisa menemukan atlet soft tenis potensial untuk Asian Games 2018 di Indonesia," kata Ketua Umum PP Pesti, Ir. Martuama Saragi MM.
Kejurnas diikuti 11 daerah yakni, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan. Nomor-nomor yang dipertandingkan baik di kategori junior ataupun senior adalah tunggal putra dan putri, ganda putra dan putri serta ganda campuran.
PP Pesti juga akan melakukan sosialisasi pembinaan dan pembibitan di daerah agar soft tenis makin bergairah.
"Kami memang sudah memiliki atlet di Satlak Prima, tetapi pasti dibutuhkan back up atlet-atlet lainnya dalam persiapan menuju Asian Games nanti," lanjutnya.
Soft Tenis Indonesia dituntut untuk mempertahankan prestasi bagus di Asian Games nanti setelah merebut satu medali perak dan satu medali perunggu di Asian Games 2014 Incheon.
Medali perak diraih di nomor tunggal putra lewat Edi Kusdaryanto dan medali perunggu direbut oleh pasangan ganda campuran, Prima Simpatiaji/Maya Rosa.
"Kami punya sasaran meraih dua medali perak dalam Asian Games 2018, walau tentu saja akan berupaya keras untuk merebut medali emas di kandang sendiri," tutur Martuama.
Dalam Kejuaraan Dunia Soft Tenis di New Delhi, India , 17-21 November, Indonesia meraih dua medali perunggu lewat pasangan ganda campuran, Prima Simpatiaji/Maya Rosa dan Hendry Susilo Pramono/Dwi Rahayu. Hasil ini membuktikan atlet-atlet soft tenis Indonesia bisa bersaing di level dunia.