TRIBUNNEWS.COM, MANILA - Lawan yang akan menjadi lawan petinju Filipina, Manny Pacquiao pada 9 April 2016 sudah terkuak.
Sang anggota Kongres Filipina itu akan menghadapi pemegang sabuk juara dunia WBO kelas welter, Timothy Bradley.
Hal itu disampaikan langsung oleh promotor Top Rank, Bob Arum.
“Kesepakatan telah dibuat, dan ini akan menjadi pertarungan ketiga menghadapi Timothy Bradley. Kami membuat keputusan berdasarkan peningkatan performa Bradley sebagai seorang petarung sejak mereka terakhir bertemu pada 2014,” kata Arum kepada The Manila Times.
Sebelumnya, nama-nama tenar seperti dunia kelas Welter Junior WBO, Terence Crawford dan petinju Inggris, Amir Khan, digadang-gadang akan menjadi lawan Pacquiao. Terakhir, nama petinju kontroversial Adrian Broner juga disebut akan menjadi lawan Pacquiao.
“Bradley tentu saja senang dengan keputusan itu dan petarungan ini akan menjadi pertarungan kompetitif untuk Manny. Kabar mengenai Adrian Broner yang akan menghadapi Pacquiao tidaklah benar,” kata promotor berusia 84 tahun itu.
Pertarungan yang rencananya akan digelar pada 9 April 2015 di MGM Grand Hotel and Casino, Las Vegas, Nevada, akan menjadi pertarungan ketiga untuk kedua petinju.
Pada pertarungan pertama yang digelar pada 9 Juni 2012, Bradley menang angka split decision. Kemenangan ini dinilai kontroversial. Sementara pada pertarungan kedua yang digelar pada 12 April 2014, Pacman dinyatakan menang angka mutlak atas Bradley.
Pacquiao (37 tahun) yang mempunyai rekor 57 kali kemenangan, enam kali kalah, dan dua kali imbang itu sebelumnya dikabarkan akan mengundurkan diri setelah pertarungan melawan Floyd Mayweather 9 April guna fokus pada kariernya di dunia politik. Namun, Arum membantah hal tersebut.
“Ini tidak akan menjadi pertarungan terakhir Manny karena segala sesuatu masih mungkin terjadi dan kalian tahu Manny. Itulah mengapa kami tidak mau menjual pertarungan ini dengan cara seperti itu,” kata Arum.
Bradley terakhir naik ring pada 7 November 2015, kala ia sukses mengkanvaskan Brandon Rios pada ronde kesembilan. Kekalahan dari Pacquaio pada pertemuan kedua menjadi satu-satunya kekalahan yang pernah diderita petinju berjuluk “The Dessert Storm” itu.