Menurut Penanggung jawab dari cabor bulu tangkis, Mimi Irawan, atlet dari cabornya memang banyak yang tidak bisa mengikuti tes.
"Total ada empat atlet bulu tangkis yang tidak ikut tes medis hari ini," terang perempuan berkacamata tersebut.
Mereka adalah Tommy Sugiarto, Angga, Edi Subaktiar, dan Gloria Widjadja. Tommy tidak bisa tes karena sedang mengikuti turnamen di India, Angga sedang cedera dan menjalani proses penyembuhan, sementara Edi dan Gloria, batal ikut masuk proyeksi Olimpiade karena gagal lolos.
Satu atlet lainnya berasal dari angkat besi, Surahmat. Menurut pelatih angkat besi, Dirdja Wiharja, Surahmat masih terkendala dengan izin kerjanya. Untuk itu, dia diproyeksikan mengikuti tes medis susulan, setelah mendapatkan izin dari kantornya.
"Dia butuh dispensasi, sekarang belum keluar. Nanti kalau sudah dapt dispensasi langsung ikut."
Dalam kesempatan tersebut Ketua Satlak Prima yang meninjau langsung tes tersebut mengatakan, tes ini sangat penting dalam upaya meraih hasil maksimal pada Olimpiade Rio de Jeneiro 2016.
Sebab, hasil test medis enam bulan jelang tampil di Olimpiade Rio de Janeiro akan dijadikan starting poin peningkatan prestasi atlet di waktu yang tersisa menuju Olimpiade.
"Hasil test medis sangat menentukan untuk menyusun program latihan yang tepat sehingga bisa meraih hasil maksimal di Olimpiade Rio de Jeneiro," kata Ketua Satlak Prima. Achmad Sucipto saat menyaksikan tes medis yang digelar di Rumah Sakit Olahraga Nasional (RSON) Cibubur, Jakarta, Rabu (6/1).
Menurut dia, mengelola atlet elit yang akan membela nama Indonesia di kancah dunia, memang tak lagi bisa mengandalkan cara lama.
"Kalau diibaratkan, sekarang mengelola atlet itu harus dikawinkan keringat dan laboratorium," katanya.
Untuk itulah, dalam kepengurusan Satlak Prima saat ini, ada tim penguatan prestasi yang dibentuk olehnya. Tujuan utama tim itu, untuk mengukur sejauh mana performa atlet dan menentukan apa yang dibutuhkan oleh atlet setelah melihat kondisi terkininya via rekam medis.
"Masing-masing cabor punya elemen khusus yang mempengaruhi prestasi, ini yang disebut key Performance factor, diketahuinya ya via evaluasi hasil mengukur keringat dan laboratorium tadi," tegasnya.
Dengan tes medis, lanjus Sucipto, kondisi atlet diukur semua. Ada sepuluh cabor yang diproyeksikan lolos, sehingga perlu dimiliki profile medic dan perfomance.
"Dari sini kami bisa jelaskan ke pelatih kebutuhan mereka apa, nanti pelatih yang mengkondisikan latihannya," paparnya.