TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seluruh personil Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) diminta fokus dalam menjalankan tugasnya.
Dengan demikian, misi Satlak Prima yang dipimpin Ahmad Sotjipto bisa kembali mengangkat prestasi olahraga Indonesia di ajang multi event SEA Games, Asian Games dan Olimpiade biaa tercapai.
"Personil Prima itu kan merupakan tenaga-tenaga profesional pilihan yang mendapat fasilitas dari pemerintah. Sebaiknya, seluruh personilnya harus fokus dan tidak mendua," ungkap Komisi Atlet Komite Olahraga Indonesia (KOI), Kresna Bayu .
Apa yang diungkapkan mantan pejudo nasional ini memang patut mendapat perhatian. Apalagi, dia telah menunjukkan sportivitasnya dengan mundur dari Satlak Prima ketika dia terpilih menjadi Komisi Atlet KOI di Kongres KOI tahun lalu.
"Saat itu, saya memang dihadapkan dua pilihan yakni Satlak Prima atau KOI. Dan, saya mengambil keputusan memilih menjadi pengurus KOI karena tidak mungkin saya bisa menjalankan tugas dengan baik dimana Satlak Prima dan KOI sama-sama menuntut pengurusnya lebih berkonsentrasi," ujarnya.
Menurut Kresna Bayu, tugas Satlak Prima itu cukup berat apalagi Ketua Satlak Prima yang baru Achmad Sutjipto merekrut personil baru menggantikan personil lama.
"Bagaimana bisa menunjukkan eksistensi Satlak Prima kalau ada personilnya menjalankan tugas ganda. Konsentrasi penuh di Satlak Prima dan jangan lagi terlibat dalam pembinaan atlet daerah," jelasnya.
Harapan yang sama juga dilontarkan pelatih pencak silat Satlak Prima, Abas Akbar.
"Kita kan direkrut untuk menjalankan program pembinaan dengan target mengangkat prestasi atlet elit agar mampu berbicara di kancah internasional seperti SEA Games, Asian Games dan Olimpiade. Dan, kita juga telah mendapatkan faailitas dari pemerintah. Bagaimana kita bisa menjalankan tugas dengan baik jika kita masih terlibat dalam pembinaan atlet daerah," ujarnya.
Bagi Abas terlibat di Satlak Prima merupakan kebanggaan. Makanya, mantan juara dunia ini rela meninggalkan pekerjaan dan tugas-tugasnya membina pesilat Sumatera Selatan.
"Ketika terpilih sebagai pelatih Satlak Prima, saya harus bisa menempatkan diri agar tidak ada konflik interest muncul," jelasnya.
Apa yang diungkapkan Kresna Bayu dan Abas Akbar juga diamini pelatih panjat tebing DKI Jakarta, Hendra Basir.
"Personil Prima tidak perlu lagi cawe-cawe menangani atlet daerah. Jangan lagi memikirkan prestasi nasional tetapi fokus bagaimana menjadikan atlet yang menghuni Satlak Prima bisa berprestasi di internasional," ujarnya.
Pernyataan ini terkait dengan keterlibatan Direktur Eksekutif Sport Sience Satlak Prima, Prof. DR. Hari Setiono, Mpd memantau persiapan pelatih dan atlet Pelatda NTT menuju PON XIX Tahun 2016.
Mantan Deputi Kemenpora mengaku hadir di Kupang, NTT atas permintaan KONI NTT, agar bisa memantau dan melihat secara langsung perkembangan dan persiapan NTT menuju PON.
Dia berharap, dengan bekal pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, bisa membantu NTT mewujudkan mimpinya meraih medali di PON ke-19 di Bandung 2016.
“Kedatangan saya ke sini atas permintaan teman-teman di KONI NTT untuk ikut memantau dan melihat kontingan NTT yang disiapkan menuju PON. Dan, saya harapkan pelatih bisa memanfaatkan moment ini untuk kepentingan raihan NTT emas,” urainya saat Workshop dan Seminar Ilmu Pengetahuan Olahraga bagi para Pelatih Pelatda PON NTT, Senin (18/1).