TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Ketua Umum dan Sekjen PP Pordasi, yakni H.Mohammad Chaidir Saddak, MBA dan Wijaya Mithuna Noeradi, mengikuti Kongres Tahunan Federasi Equestrian Asia (Asian Equestrian Federation/AEF) yang diselenggarakan Selasa hingga Sabtu (12-16/4) di Pattaya, Thailand. Dua petinggi otoritas berkuda Tanah Air ini baru kembali ke Indonesia pada Minggu (17/4) pagi.
Eddy Saddak, sapaan akrab dari Ketum PP Pordasi 2015-2019 itu, langsung bertolak ke Yogyakarta untuk menyaksikan Kejuaraan Berkuda Pacuan Bupati Bantul Cup VI/22016 yang dilangsungkan hari Minggui itu di lapangan Sultan Agung, Bantul.
Eddy Saddak baru sampai ke arena perlombaan pada siang hari, saat race ke-7.
Selama ini Eddy Saddak memang hampir tak pernah meninggalkan kegiatan-kegiatan berkuda, baik pacuan, equestrian atau polo.
Dari keterangan Eddy Saddak, Senin (18/4) pagi, ada beberapa keputusan penting dan strategis yang dihasilkan dari Kongres Tahunan AEF di resor Pattaya, Thailand, itu.
Tentunya, berbagai keputusan yang berkaitan dengan pembuatan venues untuk equestrian di Asian Games XVIII/2018, tata laksana kompetisi atau perlombaan, hingga masalah karantina dari kuda-kuda yang akan berkompetisi.
Statuta AEF menyatakan, AEF bertanggung-jawab atas berbagai event resmi yang berada di bawah naungan OCA (Komite Olimpiade Asia), termasuk Asian Games.
Oleh karena itu AEF berhak untuk menentukan berbagai hal yang berkaitan dengan teknis penyelenggaraan dari event-event tersebut, tak terkecuali pembuatan venues untuk event equestrian Asian Games XVIII/2018.
Dalam hal penatalaksanaan event-event yang berada di bawah koordinasi AEF, seperti pentas equestrian Asian Games XVIII/2018, AEF akan menyerahkannya kepada National Federation (NF) dari negara penyelenggara Asian Games XVIII/2018 tersebut, yang dalam hal ini adalah PP Pordasi sebagai pemegang hak federasi nasional equestrian untuk Indonesia. tb