TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Musyawarah Nasional Munas PP PERTINA ke-19 yang berlangsung di Hotel Grand Mercure Jakarta Sabtu malam nyaris dihentikan.
Pengesahan Tata tertib yang molor hingga 6 jam lebih , dan alot nya keabsahan peserta Munas Pengprov Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan menjadi pemicu molornya pengesahan Tata Tertib.
Sempat terlontar pernyataan dari Ketua Umum PP Pertina masa bhakti 2012-2016 Reza Ali untuk menghentikan Munas Pertina.
“Jika seperti ini Munas bisa dihentikan “ujar Reza Ali ketika menanggapi kisruhnya peserta Munas Pertina 2016
Kekisruhan bermula ketika Ketua Panitia Munas MJ.Papilaya membacakan absensi peserta Munas.Dua utusan Sulawesi Utara yang membawa mandat berbeda menambah panjang molornya Munas tersebut.
Haryo Yuniarto dari PP Pertina yang memimpin sidang memanggil dua utusan dari Pertina Sulawesi Utara tersebut,guna mengecek keabsahan surat mandat yang diutus Pertina setempat.
Sesuai AD/ART Pertina, wakil peserta Munas harus melampirkan mandat yang ditanda tangani oleh Ketua Pertina yang bersangkutan.
Ketua Pertina Sulawesi Utara Weny Lumentut mengutus Bonix Saweho dan Royke Waney. Sementara Edi Areros wakil ketua Pertina Sulawesi Utara hadir bersama Richard Kundiman dengan mandat yang ditanda tangani oleh Edi Areros.
Pimpinan Sidang dari PP Pertina Haryo Yuniarto meminta masalah internal Pertina Sulawesi Utara ,untuk diselesaikan diluar sidang. Setelah berembuk, dua utusan dari Pertina Sulawesi Utara itu sepakat untuk menyatakan abstain pada Munas Pertina 2016 ini.
"Untuk menghindari perpecahan di dalam Pertina Sulut kami sepakat untuk abstain ,” ujar Edy Areros dihadapan peserta Munas.
Sementara kasus Pertina Sulawesi Selatan hingga Sabtu malam belum diputuskan. Perdebatan sengit dan interupsi mewarnai keabsahan Sulawesi Selatan pada Munas Pertina 2016.
PP Pertina sendiri telah mengakui Pertina Sulawesi dibawah Ketua Amirullah Abas, hasil Musda Pertina Sulawesi Selatan 2016.
Sedangkan Ketua Pertina Sulawesi Selatan kubu Ryan Latief diskorsing berdasarkan S.K PP Pertina karena yang bersangkutan dinilai melakukan pelanggaran organisasi. Kendati demikian kedua kubu di Pertina Sulawesi Selatan itu diberikan kesempatan untuk menyampaikan aspirasi di Munas.
PP Pertina hanya mengakui Pertina Sulsel yang dipimpin Amirullah Abas.
"Berdasarkan surat lampiran yang ada maka diputuskan Pertina dibawah Pimpinan Amirullah Abas yang berhak menghadiri Munas dan mendapat rekomendasi dari KONI setempat ,” ujar pimpinan sidang Haryo Yuniarto.
Hingga tadi malam Munas Pertina telah mensyahkan pimpinan Sidang yang mewakili dari tiga wilayah Barat , tengah dan Timur.
Munas Pertina ke-19 Sabtu sore dibuka resmi oleh Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman, berlangsung hingga Minggu (24/4).
Dua nama akan bersaing pada munas Pertina 2016 , Brigjen (Pol) Jhony Asadoma dan Pengusaha Media Hary Tanoesoediby.