TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Komisi X DPR RI Senin (25/4) sore ini melakukan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan jajaran pengurus Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi), khususnya jajaran pimpinan PP Pordasi yang diketuai oleh H.Mohammad Chaidir Saddak, MBA, dan Pengprov Pordasi DKI Jaya yang dipimpin Alex Asmasoebrata.
RDPU ini dipimpin oleh Drs. Utut Adianto, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, dan digelar di ruang rapat Komisi X di gedung Nusantara I, kompleks parlemen, Senayan, mulai pkl 16.00 WIB.
Bahasan utama dan terpenting dari RDPU ini tampaknya adalah, berkaitan dengan penyelenggaraan dari perlombaan equestrian Asian Games XVIII/2018.
Sudah dipastikan jika perlombaan dari disiplin berkuda ketangkasan Asian Games XVIII/2018 ini akan dilangsungkan di Jakarta. Tempatnya, di kompleks pacuan kuda Pulo Mas, Jakarta Timur.
Namun, tempat perlombaan equestrian AG XVIII/2018 ini sempat menuai kontroversi karena adanya rencana untuk menghilangkan venues yang selama ini dipergunakan untuk tempat pacuan kuda. PT Pulo Mas Jaya, BUMD milik Pemprov DKI Jaya yang menjadi pemilik lahan sekaligus pengembang kawasan tersebut, berencana untuk menghilangkan trek pacuan yang memiliki nilai sejarah oleh komunitas pacuan nasional.
Pada perkembangan terbaru, Federasi Equestrian Asia (AEF) pada kongres tahunannya pekan lalu di Pattaya, Thailand, menyetujui rancangan atau disain dari venues berkuda ketangkasan AG XVIII/2018 tersebut. Kongres AEF ini dihadiri oleh dua wakil dari PP Pordasi, yakni Mohammad Chaidir Saddak, Ketua Umum PP Pordasi 2015-2020, dan Sekjen PP Pordasi Wijaya Mithuna Noeradi.
Disain yang dibuat oleh PP Pordasi tersebut, tanpa menghilangkan trek yang selama ini dimanfaatkan untuk perlombaan pacuan. Disain yang dirancang oleh PP Pordasi itu dianggap sebagai sebuah solusi yang baik oleh AEF. Federsasi Equestrian Asia mendukung penuh pembuatan atau pembangunan venues untuk equestrian di lahan yang selama ini dimanfaatkan untuk pacuan tanpa harus menghilangkan perlombaan untuk pacuan kuda itu sendiri.
"Jadi nantinya kita punya venues equestrian berstandar internasional dan sekaligus trek pacuan yang lebih modern dari yang ada sekarang. Intinya, sekali merengkuh dayung dua pulau terlampaui," jelas Mohammad Chaidir Saddak, Ketum PP Pordasi.
"Kita membangun venues equestrian dan merevitalisasi trek pacuan dengan anggaran yang memadai, tidak terlalu besar, yang penting kita membangun yang tepat guna dan tepat sasaran," papar Ketum PP Pordasi.
PP Pordasi, kata Mohammad Chaidir Saddak, akan menjelaskan hasil dari Annual General Assembly AAEF di Pattaya, Thailand, terkait dengan pelaksanaan kompetisi equestrian AG XVIII/2018 tersebut.
"Kita juga harus menjelaskan adanya kekhawatiran dari para peserta kompetisi berkuda ketangkasan ini, sehubungan dengan kesehatan dan karantina kuda-kuda peserta dari AG XVIII/2018 tersebut," turut pemilik Aragon Horse Racing & Equestrian Sports, Lembang, itu.
Kompetisi berkuda ketangkasan AG XVIII/2018 memperebutkan delapan medali emas. Rinciannya, enam medali emas dari nomor perorangan dan beregu dressage (tunggang serasi), jumping (lompat rintangan), dan eventing (trilomba). Enam medali emas ini dilombakan di venus yang akan dibangun di Pulo Mas.
Dua medali emas lainnya diperebutkan di nomor perorangan dan beregu endurance (atau ketahanan kuda), yang kemungkinan besar dikompetisikan di kawasan Bogor atau Lembang. tb