TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lifter peraih perak kelas 69kg Olimpiade London 2012, Triyatno mampu menembus empat besar Asia untuk angkatan Clean and Jerk pada Kejuaraan Angkat Besi Asia di Taskhen, Uzbekistan.
Tampil di kelas baru 77kg, Rabu (27/4) malam, Triyatno hanya mampu menempati peringkat keenam dengan total angkatan 321kg (Snatch 140kg dan Clean and Jerk 181 kg).
"Khusus angkatan Clean and Jerk, Triyatno yang tampil di kelas baru 77kg mampu menembus empat besar Asia. Tadinya, Triyatno juga mencoba melakukan angkatan kedua Snatch 147kg, dan 150kg pada angkatan ketiga untuk mengimbangi lifter Irak dan Iran, namun upaya tersebut gagal," kata Direktur Performa Tinggi Lomba 1 Satlak Prima, Hadi Wihardja dari Taskhen.
Medali emas kelas ini diborong lifter China, Shiziyong dengan total angkatan 348kg (Snatch 157kg dan Clean and Jerk 191kg), perak direbut Chinawong (Thailand) total angkatan 347kg (Snatch 158kg, Clean and Jerk 189kg) dan perunggu diraih Lobsi (Thailand) total angkatan 346kg (Snatch 156kg, Clean and Jerk 190kg).
Posisi keempat ditempati lifter China dengan total angkatan 340kg dan kelima lifter Irak dengan total angkatan 323kg.
Nasib kurang beruntung diraih Ketut Ariana yang turun di kelas 69kg. Ketut menempati peringkat ke-11 dengan total angkatan 316kg (Snatch 145kg, Clean and Jerk 170kg).
Sementara itu, lifter putri Sinta Damariana yang turun di kelas 63kg terkena diskualifikasi. Sinta gagal pada angkatan Snatch 88kg dan Clean and Jerk 115kg.
Dari hasil kejuaraan Asia ini, kata Hadi, peluang lifter Indonesia untuk meraih medali pada Olimpiade Rio de Jeneiro 2016 ada pada kelas bawah.
"Peluang Indonesia untuk meraih prestasi tetap pada kelas-kelas bawah. Di putri, antara 48 sampai 63 kg sedangkan di putra sampai dengan 77kg. Jadi, kita harus mengevaluasinya lebih matang untuk menentukan kelas di Rio de Jeneiro nanti," jelasnya.