Laporan Wartawan SuperBall.id, Andi Ernanda
TRIBUNNEWS.COM, FILIPINA - Mantan petinju dunia Manny Pacquiao menjadi target penculikan kelompok teroris Abu Sayyaf.
Abu Sayyaf merupakan tokoh sentral yang ingin mendirikan negara independen di bagian selatan Filipina.
Sebagai salah satu ikon populer di dunia olahraga, Pacquiao dinilai Abu Sayyaf sangat berharga tinggi untuk mendapatkan uang tebusan.
Kelompok Abu Sayyaf diduga ingin menyandera Pacquiao dan meminta tebusan sebesar 110 juta pound atau setara Rp 1,9 triliun.
Dikutip dari The Sun, Jumat (29/4/2016), Presiden Filipina Benigno Aquino III merupakan orang yang pertama kali mengumumkan ancaman penculikan Pacquiao itu.
Aquino III memastikan bahwa pihak kepolisian negara setempat akan memberikan pengamanan khusus dan menginvestigasi ancaman ini.
Aquino III mengatakan, "Mereka (Abu Sayyaf) diduga berencana menculik Manny Pacquiao atau salah satu anaknya, mereka juga mengincar saudara saya dan salah satu anak saya."
Manny Pacquiao dan Presiden Filipina Benigno Aquino III.
Pernyataan Aquino III itu sudah sampai ke telinga Pacquiao.
Pacman, julukan Pacquiao, mengaku sangat terkejut setelah mengetahui bahwa dirinya merupakan target penculikan teroris di negara Filipina.
"Saya waspada ketika dia (Aquino III) mengumumkan kabar Abu Sayyaf ingin menculik saya," ujar Pacquiao.
"Saya sangat kaget karena semua orang Filipina adalah teman saya."
Lebih lanjut, Pacquiao mengaku heran terhadap kabar mengejutkan dari orang nomor satu di Filipina itu.
Pacquiao merasa tak memiliki masalah dengan kelompok Abu Sayyaf.
Kelompok teroris Abu Sayyaf di Filipina.
"Saya sangat mencintai mereka (orang-orang Filipina), terutama orang-orang muslim," ungkap Pacquiao.
"Bila itu laporan intelejen, bukankah itu seharusnya tidak dibuka, dan kenapa mesti sekarang? Kita harus mempelajari ini," kata pria berusia 37 tahun itu.
Di Indonesia, Abu Sayyaf juga tengah menjadi buah bibir.
Ada 14 WNI yang disandera kelompok itu.
Keempat belas WNI itu berasal dari dua rombongan, 10 orang pertama diculik pada 25 Maret 2016, sedangkan empat sisanya diculik pada 15 April 2016.
Abu Sayyaf menuntut uang tebusan sekitar Rp 14,5 miliar.