TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Pencapaian dari setiap daerah pada keikutsertaannya di berbagai kejuaraan berkuda pacuan yang diselenggarakan pada 2016 ini menjadi tolok ukur dari persaingan yang akan terjadi di pentas berkuda pacuan PON XIX/2016 yang dilangsungkan September mendatang di Legok Jawa, Cimerak, Pangandaran, Jabar.
Pacuan PON XIX/2016 memperebutkan lima medali emas, dilombakan pada setiap kejuaraan pacuan reguler sekarang ini. Kejuaraan Pacuan Pertiwi Cup yang digelar Minggu (1/5) di Pulo Mas, Jakarta Timur, hanya mementaskan empat nomor simulasi PON XIX/2016 itu.
Dari empat kelas simulasi PON XIX/2016 itu, dua diantaranya direbut oleh kuda-kuda Jabar, khususnya dari Aragon Stable. Yakni, Intan Suminar di kelas E-1200 meter dan Voddoo G4 di kelas A Sprint-1300 meter.
Dua kelas simulasi PON XIX/2016 lainnya dibagi rata untuk Jateng dan Jatim. Jateng merebutnya Elingprigel Eclipse di kelas A terbuka-2200 meter, sementara Jatim mengoleksinya dari kelas D-1400 meter dari keberhasilan kuda Putra Timur.
"Kita sudah cukup lama fokus untuk menurunkan kuda-kuda terbaik di kelas-kelas simulasi PON XIX/2016 itu. Jadi nantinya akan lebih mudah untuk menentukan mana yang terbaik dan siap diturunkan di babak penyisihan pacuan PON tersebut," ungkap Mohammad Chaidir Saddak, pemilik Aragon Stable yang juga ketua umum PP Pordasi itu.
Eddy Saddak, sapaan akrab dari "penggila" kuda pacuan dan equestrian itu, mengaku puas dengan pencapaian kuda-kuda dan jokinya di Pertiwi Cup 2016 ini.
Secara keseluruhan Aragon Stable yang menjadi tulang-punggung tim berkuda PON Jabar itu merebut tiga gelar juara dari Pertiwi Cup ini, disamping beberapa medali perak dan perunggu.
Medali-medali yang dikoleksi kuda dan joki Aragon di kejuaraan ini bergemerincing dalam kalungan di leher kedua putri Eddy Saddak, yakni Karina dan Karisa Saddak. tb