”Pulau Samosir adalah salah satunya, sebab peserta harus rela bersepeda dengan oksigen yang tipis dan suhu belasan derajat celcius yang relatif dingin. Terkadang wilayah ini juga diguyur hujan.
Sementara itu, Taman Simalem akan menjadi medan yang mengasyikan karena level kesulitannya lebih rendah karena menawarkan jalur turunan. Sangat indah dan menantang,” katanya lagi.
Ombang berharap, dengan dua event besar yang diselenggarakan secara bersamaan akan meningkatkan kunjungan wisatawan Kabupaten Samosir, apalagi event jelajah sepeda Internasional Toba Audax diharapkan mampu mempromosikan dan berdampak signifikan terhadap pengembangan Pariwisata di Kawasan Danau Toba dan Kabupaten Samosir.
Belum lama ini, komunitas ini juga mengambil lokasi di Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dan, pada Tahun 2016 ini memilih Danau Toba sebagai tempat penyelenggaraan.
Menpar Arief Yahya mengapresiasi inisiatif untuk terus membuat events yang menghadirkan banyak wisman. Apalagi Bandara Silangit sudah bisa membawa wisman dari Jakarta, melalui Garuda dan Sriwijaya. Mereka yang dari Jakarta bisa langsung terbang ke atas Toba.
"Selamat atas event Toba Audax 2016, sukses selalu," ucap Menpar Arief Yahya.
Dalam banyak kesempatan Menpar Arief Yahya selalu mengingatkan, soal promosi, publikasi dan PR-ing melalui media.
"Kelemahan jamak yang kita lakukan adalah kalau menyelenggarakan event festival, dan kompetisi internasional, maka anggaran yang dialokasikan untuk promosi sangat rendah. Hal ini menyalahi taktik dasar marketing, salah satunya Marketing Mix 4P. Keempat P ini harus dijalankan secara seimbang, urutannya adalah Product, Promo, Place dan Price?" kata Menpar Arief Yahya.
Urutan ini, lanjut Arief, bisa dijelaskan dengan value chain marketing sebagai berikut: 1. Product Management. 2. Sales Promo. 3. Customer Service. 4. Payment Management. Iyu semua harus dipikirkan dengan detail.
"Saya ingin mengatakan begini, baik dilihat dari konsep Marketing Mix atau Value Chain, maka "Promo", merupakan kegiatan utama Marketing, dan sialnya, inilah yang sering dilupakan, dengan tidak mengalokasikan anggaran yang cukup," katanya.
Sederhananya, lagi-lagi lanjut pria asal Banyuwangi itu, kalau menyelenggarakan festival, maka alokasi anggaran 50% untuk penyelenggaraan acara dan 50% untuk promosi.