TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Ketua Umum PP Pordasi H.Mohammad Chaidir Saddak, MBA, secara terbuka mengutarakan terimakasihnya kepada pimpinan PT Pulo Mas Jaya yang tetap memberikan kesempatan kepada komunitas pacuan untuk menjalankan kegiatannya di arena pacuan kuda Pulo Mas, Jakarta Timur.
"Secara pribadi maupun sebagai pemilik klub Aragon dan Ketua Umum PP Pordasi, saya mengucapkan terimakasih kepada pimpinan PT Pulo Mas Jaya karena kami masih dapat menjalankan kegiatan pacuan di sini. Komunitas pacuan mengharapkan PT Pulo Mas Jaya tetap apresiatif dan mengakomodir kegiatan pacuan dari PP Pordasi sementara rencana pembangunan venue equestrian Asian Games 2018 masih menunggu kesepakatan final," ungkap Eddy Saddak, sapaan Ketum Pordasi 2015-2019 itu.
Sebagaiama diberitakan sebelumnya, venue equestrian Asian Games XVIII/2018 direncanakan dibangun di area pacuan kuda Pulo Mas.
Namun, rencana PT Pulo Mas Jaya sebagai pengembang kawasan Pulo Mas untuk membuat venues equestrian itu dengan menghilangkan trek pacuan kuda, ditentang keras oleh PP Pordasi dan stakeholder berkuda pada umumnya.
Kantor Kemenpora juga mendukung usulan PP Pordasi agar pembangunan venue equestrian Asian Games XVIII/2018 itu tidak menghilangkan trek pacuan kuda.
Dukungan serupa juga didapat dari Komisi X DPR RI. Dalam rapat kerja dengan DPRD DKI Jakarta, Deputi Gubernur Silvyana Murni juga meminta PT Pulo Mas Jaya mengakomodir kegiatan PP Pordasi sementara disain dari venue equestrian Asian Games XVIII/2018 tersebut masih "digodok" oleh Federasi Equestrian Asia (AEF) dan PP Pordasi.
Rancangan atau desain itu nantinya harus memperoleh persetujuan dari Komite Olimpiade Asia (OCA).
"Jadi dalam hal ini pimpinan PT Pulo Mas Jaya menjalankan apa yang kita sepakati dalam raker dengan DPRD DKI dan Pemprov DKI Jaya," papar Eddy Saddak.
Terkait dengan rancangan dari venues equestrian Asian Games XVIII/2018 tersebut, PP Pordasi dalam waktu dekat akan membahasnya secara mendalam dengan Presiden AEF, Park Sang Jin (Korsel).
Di sisi lain, Ketum PP Pordasi mengharapkan pimpinan PT Pulo Mas Jaya tetap kooperatif untuk memberikan kesempatan kepada PP Pordasi menjalankan kegiatannya hingga beberapa bulan kedepan. Eddy Saddak mengingatkan masih adanya beberapa event besar pacuan di Pulo Mas pada tahun 2016 ini, termasuk babak final Kejurnas ke-50 seri-1 atau Indonesia Derby.
Event tersebut sangat penting karena memperebutkan Piala Presiden. Terkait dengan penyelenggaraan Piala Presiden itu pula, pada Kejuaraan Minang Derby hadir anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), yakni IGK Manila, disamping Ketua Bidang Pembinaan Prestasi KONI Pusat DR.Tony S.B.Hoesodo, SAP, MSc.
Sehubungan dengan Piala Presiden itu, Eddy Saddak menyatakan bahwa Piala Presiden nantinya diperuntukkan ke kontingen yang berhasil menjadi juara umum atau pengumpul medali terbanyak di Kejurnas Seri-1. Jadi, bukan untuk pemenang Indonesia Derby, seperti disebut-sebut belakangan ini.
"Piala Presiden nantinya untuk kontingen yang berhasil mengumpulkan nilai tertinggi, bukan kuda pemenang Indonesia Derby. Ini seperti yang pernah diberlakukan dulu, terakhir Piala Presiden tahun 1997," papar Eddy Saddak.
"Kami dari PP Pordasi segera akan akan menyampaikan hal itu ke daerah-daerah," jelas Eddy Saddak.
Menurut rencana, babak final Kejurnas ke-50 seri-1 yang memperebutkan Piala Presiden ini digelar pada Minggu, 7 Agustus, di Pulo Mas. tb