TRIBUNNEWS.COM - Kendati bermain di depan pendukungnnya, pasangan Praveen Jordan/Debby Susanto, mengaku bermain di bawah tekanan. Pada ajang BCA Indonesia Open Super Series Premier 2016, Praveen/Debby ditaklukkan Lu Kai/Huang Yaqiong (Tiongkok), dengan skor 15-21, 10-21.
Praveen mengaku menyesal atas penampilannya yang kurang maksimal. Tampil di kandang sendiri, Praveen/Debby sebetulnya berharap bisa menampilkan yang terbaik.
“Kami menyesal karena sudah disupport malah kami tampil begini. Tetapi ya apa boleh buat. Dari awal kami sudah dibawah tekanan, sampai akhir pertandingan juga tidak bisa keluar dari tekanan, permainan kami sudah diatur,” ujar Praveen.
Usai menjadi jawara di All England 2016, Prestasi Praveen Jordan/Debby Susanto memang kurang menggembirakan. Keduanya kerap terhenti di babak-babak awal turnamen bergengsi yang diikuti sepanjang tahun 2016.
“Setelah All England, permainan kami sudah dipelajari oleh lawan-lawan kami. Mereka jadi lebih waspada dan tahu pola permainan kami seperti apa," ujar Debby.
“Di pertandingan hari ini, kami banyak melakukan kesalahan sendiri. Postur tubuh Lu yang tinggi membuatnya punya jangkauan panjang dan dia sering menurunkan bola, ada kencang dan pelannya. Pola kami jadi tidak bisa jalan,” tambah Debby.
Kekalahan ini akan dijadikan bahan pembelajaran buat Praveen/Debby yang kini berada di peringkat delapan dunia. Keduanya akan mendampingi Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di event akbar Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
Debby menyebutkan bakal memperbaiki pola permainannya jelang olimpiade. "Sebetulnya kami harus keluar dari pola itu. Saat ini kami hanya berpikir menuju olimpiade Rio de Janeiro, ini adalah pembelajaran luar biasa buat kami,” kata Debby.
Sementara itu, terjadi kejutan di sektor tunggal putri dimana juara bertahan Ratchanok Intanon (Thailand), tersingkir di babak pertama dari Sun Yu (Tiongkok), dalam dua game langsung, 15-21, 18-21.