TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PP PBSI buka suara soal pemberitaan operasi yang dijalani pebulutangkis tunggal putri Bellaetrix Manuputty sejak Minggu (12/6/2016) lalu.
Bella, sapaanya, diketahui mengalami cedera ligamen lutut kiri usai menghadapi Li Xuerui wakil Tiongkok pada ajang Piala Sudirman, Mei 2015 di Dongguan, Tiongkok.
(BACA JUGA: Pebulutangkis Cantik Bellaetrix Manuputty Naik Meja Operasi)
Saat kembali ke tanah air, dokter PBSI, dr. Michael Triangto dan ahli ortopedi, dr. Nicholaas Budhiparma SpOT, FICS sudah melakukan tindakan MRI (Magnetic Resonance Imaging).
Pemain kelahiran Jakarta, 11 Oktober 1988 itu pun dinyatakan mengalami cedera lutut kiri, di mana ligamen otot ACL-nya sobek sebagian dan untuk itu Bella diminta melakukan Exercise Therapy.
Kala itu, ada tiga atlet yang juga menjalani program pemuluihan antara lain Annisa Saufika, Masita Mahmudin, dan Adriyanti Firdasari.
Annisa mengalami tingkat cedera yang lebih parah yakni ligamen ACL-nya dinyatakan robek total.
"PBSI pada dasarnya memperhatikan seluruh atlet terutama yang berada di Pelatnas, yang selalu bertarung demi mengharumkan nama Bangsa dan Negara dalam berbagai hal termasuk bilamana atlet mengalami cedera," bunyi pernyataan resminya.
Dua minggu setelah program Exercise Therapy, kondisi Bella tidak mengalami kemajuan sesuai yang diharapkan.
Sedangkan ketiga rekannya tersebut sudah dinyatakan membaik, bahkan Anissa sudah kembali bertanding.
"Ketika Bella menjalani Program Exercise Therapy di institusi yang lain. Oleh karena itu, saya tidak merekomendasikan Bella untuk melakukan operasi karena operasi adalah sebuah opsi yang memungkinkan untuk dilakukan, apabila program Exercise Therapy telah dilakukan secara utuh namun tidak memberikan hasil seperti yang diharapkan,” kata dr. Michael.
“Bella tidak bisa berkomitmen dengan program Exercise Therapy yang sudah ditentukan, programnya tidak pernah selesai. Di sini saya melihat sepertinya ada masalah dalam dirinya. Untuk itu saya sarankan Bella menemui psikiater, dengan tujuan memperkuat komitmen dan rasa percaya dirinya untuk bisa sembuh total,” tambahnya.
Namun, kata dr. Michael, Bella sempat satu kali mendatangi sang psikiater yang telah ditunjuk untuk menangani masalahnya.
Sayangnya berdasarkan laporan dari psikiater, Bella dinyatakan perlu menjalani tes lanjutan, namun hingga saat ini Bella belum mendatangi psikiater tersebut untuk menjalani tes lanjutannya.
Setelah tidak mendapatkan rekomendasi operasi, maka pada tanggal 11 Maret 2016, Bella pun menyampaikan keinginannya kepada pengurus untuk menjalani operasi di luar negeri dengan biaya sendiri dan hal tersebut ternyata tidak dilakukan.
Terhitung sejak 16 Maret 2016 Bella sudah tidak lagi berada di pelatnas dan Bella juga tidak merespon komunikasi dari PBSI, termasuk dari sang pelatih, Bambang Supriyanto.
PBSI berharap tindakan operasi Bella dapat berjalan dengan lancar. Bella dapat cepat pulih serta kembali bertanding untuk membela merah putih di kancah internasional.