TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Hingga tiga hari menjelang pertandingan babak relegation play off Piala Davis Grup II Zona Asia Oseania, belum seluruh skuat tim Sri Lanka datang di Kota Surakarta.
Hanya tiga petenis yang menjalani latihan di lapangan utama Stadion Tenis Gelora Manahan, Selasa (12/7) siang. Belum terlihat Sharmal Dissanayake, pemain nomor satu negeri itu. Bahkan, kapten tim Rohan de Silva pun belum menjejakkan kaki di arena laga.
“Kapten dan manager tim kami akan tiba sore ini, sementara Sharmal yang sedang sakit akan menyusul,” tutur Yasitha de Silva yang ditemui seusai berlatih.
Sejak tiba di Solo, Minggu (10/7), ketiga petenis ini didampingi pelatih asal Swiss, Dominik Guido Utzinger. Pelatih kepala Asian Tennis Academy yang berbasis di Bangkok itu telah menukangi tim Piala Davis Sri Lanka sejak 2006.
Dalam laga play-off ini, Sri Lanka telah kehilangan salah satu petenis andalannya, Dineshkanthan Thangarajah yang lebih memilih untuk menekuni karir kepelatihannya ketimbang bertanding menghadapi Indonesia.
Mereka pun terpaksa memasukkan Nishangan Nadarajah yang sebetulnya tengah pulang kampung karena liburan kuliahnya di AS sebagai debutan.
Kondisi compang-camping yang dihadapi calon lawan, tak membuat kubu Indonesia lengah.
“I don’t care. Saya minta tim tetap fokus tak peduli siapapun yang bakal menjadi lawan. Target kami menang, Indonesia tetap bertahan di Piala Davis Grup II Zona Asia Oseania,” tukas non-playing captain Indonesia, Andrian Raturandang berwaspada.
Kendati demikian, tim Sri Lanka telah melakukan persiapan menghadapi pertemuan pertama dengan Indonesia di ajang Piala Davis ini dengan sangat serius.
Selain kwartet petenis utama yang berlatih seminggu di Negeri Gajah Putih, mereka juga menggelar ujicoba dengan mendatangkan dua petenis Piala Davis Pakistan yang pernah mengalahkan Indonesia tahun silam.
Dengan cara seperti ini, Sri Lanka mampu tetap bertahan di Grup II dan terhindar dari jurang degradasi setelah memenangi pertarungan relegation play-off dalam empat tahun terakhir sejak 2012.
Termasuk diantaranya dengan mengalahkan tuan rumah Vietnam, Juli 2014. Padahal, Indonesia terpaksa memainkan di Solo ini setelah dibungkam Vietnam, Maret silam.
Meski terlihat sangat bersahaja, Sri Lanka memang tak pantas dipandang sebelah mata.