Eko Yuli Irawan disiapkan untuk tampil di Olimpiade Tokyo pada 2020 mendatang.
Di Rio de Janeiro, Eko Yuli mendapatkan medali perak dari nomor 62 Kilogram. Ini adalah medali ketiga yang diperoleh lifter 27 tahun itu dari Olimpiade, setelah pada 2008 ia membawa pulang perunggu dari nomor 58 kilogram, dan pada Olimpiade 2012 perunggu dari nomor 62 kilogram.
Eko Yuli masih berpeluang medapatkan emas Olimpiade seandainya ia lolos kualifikasi empat tahun lagi. Usia 31 tahun memang masih terhitung kompetitif bagi atlet angkat besi.
Sebagai perbandingan, pemenang emas angkat besi nomor 62 kilogram di Olimpiade Rio, Oscar Albeiro Figueroa, melakukannya di usia 33 tahun.
"Berikutnya Eko akan disiapkan untuk Olimpiade Tokyo 2020," kata Dirjda Wihardja, Kepala Pelatih PA PABBSI.
Ia meyakini bahwa persiapan menuju Tokyo akan terbantu dengan program sport science yang kini telah berjalan.
"Namun atlet harus lebih menjaga latihannya. Harus lebih pintar dalam berlatih, dalam mengatur angkatannya," imbuhnya.
Eko Yuli menjadi salah satu atlet tersukses Indonesia di Olimpiade. Ia tercatat sebagai atlet Indonesia pertama yang mendapatkan tiga medali dari tiga Olimpiade.
Kesuksesan angkat besi meneruskan tradisi membawa pulang medali Olimpiade, diharapkan membuat pemerintah memberikan dana dan fasilitas bagi cabang olahraga tersebut.
Sejak Olimpiade Sydney 2000, angkat besi memang tak pernah absen menyumbangkan medali, meski belum pernah merebut emas.
"Harapan mendatang, semoga pemerintah lebih memperhatikan cabang olahraga angkat besi yang katanya cabor prioritas. Kalau memang cabor prioritas, tolong diperhatikan fasilitasnya," cetus Dirdja.
"Harapan kami agar angkat besi punya padepokan seperti cabor bulutangkis. Kami juga ingin agar pemerintah memberi solusi untuk pembinaan jangka panjang di cabor angkat besi," harapnya.