Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peran sang ayah sangat luar biasa dibalik kisah sukses pebulutangkis ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad hingga akhirnya bisa mempersembahkan medali emas bagi Indonesia dalam Olimpiade Rio 2016.
Kisah perjuangan sang ayah itu pernah dikisahkan pria asal Sumpiuh, Banyumas itu kepada Tribunnews.com, Kamis (13/3/2014) lalu.
Dia menuturkan jatuh bangun Mohammad Husni Muzaitun, ayah Owi, sapaan akrab pasangan pebulutangkis ganda campuran Liliyana Natsir itu, menanamkan cinta kepada bulutangkis.
Karena waktu masih kecil, Owi mengaku malas berlatih bulutangkis. lebih memilih bermain gundu ketimbang berlatih bulutangkis.
Owi mengaku sewaktu kecil tidak menyukai bulutangkis. Layaknya anak seumurannya, ia lebih suka menghabiskan waktu senggangnya dengan bermain. Permainan tradisional lebih menarik bagi Owi, sapaan akrabnya, ketimbang bulutangkis.
Agar semangat berlatih, ayahnya sampai memancing Tontowi dengan iming-iming bonus uang.
Pasalnya, Owi mengaku sewaktu kecil dia termasuk anak yang bengal. Sewaktu kecil pria kelahiran 18 Juli itu kerap mencari berbagai alasan agar tidak berlatih bulutangkis.
Namun ayahnya, tidak kalah dan tidak kehilangan akal untuk mendorong Tontowi terus semangat berlatih.
Iminig-iming bonus uang. Ya, rata-rata sang ayah mengimingi Owi dengan ganjaran uang sebesar Rp 20.000, sampai Rp 100.000.
“Kalau dapat satu poin dapat Rp 20.000. Kalau tiga poin dapat Rp 50.000. Kalau lima poin dapat Rp 100.000. Tapi saya sering dibohongi. Uangnya sering diminta lagi. Kata bokap uangnya untuk ditabung,” tuturnya.
Upaya sang ayah berbuah manis. cinta Owi kepada bulutangkis baru terjadi saat ia lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Pasalnya, selepas SLTP, Tontowi merantau ke Tangerang, Banten untuk bergabung dengan PB Argo Pantes.