TRIBUNNEWS.COM - Ada pepatah mengatakan, buah jatuh tak jauh dari pohonnya.
Tontowi Ahmad menjadi pebulutangkis andalan Indonesia seperti sekarang berkat gemblengan keras ayahnya, Muhammad Husni Muzaitun.
Sewaktu menjadi santri di Pondok Modern Gontor, Ponorogo, Husni dikenal jagonya bulutangkis. Setiap kali memegang raket, tak ada yang berani melawannya.
"Dulu sewaktu di Gontor, enggak ada yang berani melawan nomor satu. Maaf, ini bukan takabur," Ahmad mengenang peristiwa di Gontor sambil tertawa.
Setelah Owi dan Butet merebut medali emas pada Olimpiade 2016, teman-temannya di Gontor angkatan 75 memberi ucapan selamat kepada Husni. Sebelum pertandingan, muncul ajakan menonton Owi.
"Banyak orang Gontor memberikan selamat, dari Jakarta memberi selamat. Alumni di grup WhatsApp 75 banyak sekali memberi selamat. Muncul ajakan ayo para Gontoriyun mendukung Owi, meski bukan alumnus Gontor. Tapi ayahnya alumnus Gontor," beber Husni. Keponakan Tontowi, hormat ketika lagu Indonesia Raya berkumandang, setelah pasangan Tontowi/Lilyana mendapat emas di cabang bulutangkis nomor ganda campuran Olimpiade Rio 2016, di rumahnya, Desa Kalianda, Kecamatan Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah.
Satu di antara yang memberikan selamat kepada Husni adalah Imam Budiono Sahal, adik Kiai Hasan Abdullah Sahal, pimpinan Pondok Modern Gontor. (deodatus/yogi gustaman)