TRIBUNNEWS.COM - Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB-ISSI) memanfaatkan momen penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 di Jawa Barat untuk menggelar Rapat Kerja Nasional II di Hotel Grand Tjokro Bandung, Jumat (16/9/2016).
Penyelenggaraan rakernas yang berdekatan waktunya dengan PON memang disengaja karena perwakilan pengurus provinsi ISSI dari berbagai daerah juga sedang berada di Bandung.
Dalam sambutannya, Ketua Umum PB ISSI, Raja Sapta Oktohari, mengatakan bahwa rakernas ini akan digunakan sebagai momentum untuk memperbaiki kinerja pengurus demi mengembalikan kejayaan olahraga balap sepeda Indonesia.
“Melalui rakernas yang bersamaan berdekatan waktunya dengan penyelenggaraan PON, kami akan melakukan evaluasi menyeluruh, mulai dari atlet, pelatih, hingga pengurus,” kata Oktohari.
Dia juga menegaskan kembali komitmen PB ISSI di bawah kepemimpinannya akan fokus pada enam sektor penting, yaitu atlet, pelatih, komisioner/wasit, venue, event, dan organisasi, yang semuanya dilakukan sesuai urutan diawali dengan pembinaan atlet.
Enam poin milik PB ISSI ini sejalan dengan tujuh pilar pembangunan olahraga nasional, yang dipaparkan oleh Wakil Ketua Umum KONI Pusat, Suwarno, dalam sambutannya.
Dia juga menyambut baik pelaksanaan rakernas yang simultan dengan pelaksanaan PON.
“Dengan cara ini lebih mudah untuk mengumpulkan pengprov karena mereka sudah berada di Bandung,” kata Suwarno.
Dalam pemaparan tentang tujuh pilar pembangunan olahraga nasional, Suwarno mengambil contoh Banyuwangi yang sudah menjadi pusat pembinaan nomor BMX.
“Seharusnyasetiap kabupaten membina satu cabang olahraga unggulan, seperti yang dilakukan Banyuwangi. Saat ini, semua daerah akan pergi ke Banyuwangi untuk berlatih BMX. Jangan terpaku pada masalah, tapi kita harus bisa melakukan apa yang bisa dikerjakan,” kata Suwarno lagi.
KARTA -