TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengapresiasi PB PON XIX Jawa Barat dan Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV 2016 Jawa Barat yang telah mempersiapkan penyelenggaraan multieven olahraga empat tahunan di Jawa Barat dengan maksimal.
Hal tersebut disampaikan oleh Menpora Imam Nahrawi melalui Deputi Bidang Olahraga Kemenpora Gatot S Dewa Broto.
Namun Gatot mewanti-wanti agar PB PON agar jangan sampai ada penyelewengan atau pelanggaran hukum baik pada masa persiapan seperti pembangunan venue, pengadaan-pengadaan barang maupun selama masa penyelenggaraan PON XIX. Kemenpora, kata dia, tidak ingin kasus-kasus hukum terjadi pascapelaksanaan PON XIX Jawa Barat.
"Kita tidak ingin ada kejadian seperti kasus PON Riau empat tahun lalu. Naudzubillah, jangan sampai terjadi lagi," kata Gatot saat menggelar konferensi pers di Media Center Utama PON XIX, Trans Luxury Hotel Bandung, Jumat (16/9).
Menurut Gatot, Pemprov Jabar dan PB PON XIX tampak sudah sangat maksimal mempersiapkan pelaksanaan PON XIX termasuk mempersiapkan upacara pembukaan yang rencananya akan dibuka langsung oleh Presiden RI Joko Widodo, Sabtu (17/9) besok.
"Kalau pun ada kekurangan dalam pelaksanaan PON ini, bukan berarti PB PON XIX melakukan kesalahan, melainkan hanya sebagai bentuk kehati-hatian mereka," katanya.
Pemerintah pusat, lanjut Gatot, juga memuji sikap Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang legowo dengan keputusan Kemenpora yang hanya memberikan bantuan keuangan untuk penyelenggaraan untuk PON Jabar sebesar Rp 100 miliar.
Padahal sebelumnya Aher, sapaan akrab Gubernur, meminta alokasi anggaran sebesar Rp 700 miliar untuk penyelenggaraan PON-Peparnas 2016.
"Kami harus jujur, Pak Gubernur ini baik hati sekali. Beliau bisa menerima keputusan pusat. Tetapi karena keterbatasan maka kami hanya memberikan Rp 100 miliar untuk PON dan Rp 35 miliar untuk Peparnas," jelasnya.