TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Pengurus Besar Federasi Karate-do Indonesia (PB Forki) mengecam kinerja wasit di hari pertama pertandingan cabang olahraga karate Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 Jawa Barat, Minggu (18/9/2016).
Ketua umum PB Forki, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, mengaku kecewa dengan kinerja wasit yang memimpin pertandingan cabor karate di PON yang digelar di GOR Sabuga ITB, Bandung.
Dalam nomor Kata yang mempertandingkan Kata perorangan putra dan Kata perorangan putri, kinerja wasit memang menjadi sorotan.
Sejumlah atlet senior yang berprestasi di level internasional, dinyatakan kalah oleh wasit, meski menampilkan gerakan sempurna.
Menurut Gatot, kinerja wasit sangat tidak objektif dalam memimpin pertandingan, pihaknya pun akan mengevaluasi.
"Jujur saya kecewa dengan kinerja wasit, dan itu jadi tanggung jawab saya. Karena itu saya akan turunkan tim untuk mengevaluasi kinerja wasit," ujar Gatot Nurmantyo.
Untuk memantau kinerja wasit PB Forki ke depan akan memasang kamera di setiap pertandingan dan mengevaluasi setiap pertandingan.
"Bagi wasit yang tidak benar akan saya keluarkan," kata Gatot.
Lebih lanjut Gatot mengatakan bahwa ajang PON merupakan ajang yang dimanfaatkan oleh PB Forki untuk menseleksi karateka yang dipersiapkan ke ajang Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang.
Karena itu, atlet diharapkan mampu menunjukkan kemampuam terbaiknya.
Hari pertama cabang olahraga karate PON XIX/2016 Jabar, dikuasai Jawa Timur yang merebut dua medali emas dari empat nomor yang dipertandingkan.
Medali emas Jatim disumbangkan Sisilia Agustiani Ora di nomor kata perorangan putri dan karateka senior Umar Syarief di nomor kumite (tanding) +84 kg.
Dua medali emas lainnya direbut tuan rumah Jawa Barat yang diwakili Rahmad Darmawan di nomor kata perorangan putra dan Sulawesi Selatan yang diwakili Hendro Salim di kumite -84 kg.