TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Rosalina Simanjuntak, atlet wushu Sumatera Utara tak kuasa menahan air matanya yang terus menetes lantaran medali emas nomor sanshou atau sanda kelas 52kg yang seharusnya sudah bisa diraihnya terpaksa tertunda.
Tuan rumah Jabar mendadak melakukan protes atas kemenangan Rosalina dalam pertandingan yang dilaksanakan di GOR Pajajaran, Rabu (21/9)
Bermain apik, Rosalina dinyatakakan juri menang di babak ketiga dengan skor 2-1 melawan Selviah Pertiwi wakil tuan rumah.
Namun, tuan rumah lewat Ketua Pengprov Wushu Jawa Barat Edwin Sanjaya memprotes keputusan tersebut.
Edwin Sanjaya, yang juga merupakan Ketua Panitia Pelaksana cabang olah raga PON 2016 kabarnya sampai menantang duel wasit pertandingan.
Ketua Pengprov Wushu Jawa Barat Edwin Sanjaya (kanan) melakukan protes
Akibat protes tersebut, kericuhan sempat terjadi.
Bahkan, aparat bersenjata sampai turun tangan mengamankan keributan.
Setelah itu, Edwin Sanjaya selaku Ketua Panitia Pelaksana cabang olahraga PON 2016 mengatakan hasil penilaian juri telah dibatalkan oleh Dewan Hakim yang ada di lapangan.
Kemenangan pun dialihkan kepada Selviah.
Akibatnya, proses pengalungan medali tak bisa dilakukan, dan inilah yang membuat Rosalina semakin terpukul.
"Gak terima aku kayak gini. Seri pun tadi masih menang aku" katanya.
Hal senada juga disebut oleh Mei Yulia rekan sesama pesanda.
Hingga jadwal cabor wushu ditutup, keputusan panitia tak juga diumumkan.
Rosalina pun tak mau beranjak dari GOR Pajajaran saat semua rekannya membujuk untuk bersabar menanti keputusan.
Tindakan Edwin Sanjaya selaku Ketua Panitia Pelaksana cabang olah raga wushu sekaligus Ketua Pengprov Wushu Jabar itu menuai kecaman dari pengurus besar.
Wakil Ketua Umum I PB WI, Hei Sen Gauw menyebut tindakan Edwin Sanjaya patut disayangkan karena sebagai ketua pengprov, dia harus memberi contoh yang baik.(*)