TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Ketua Umum PB PON XIX yang juga Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan memberi jawaban atas surat Menpora terkait berbagai insiden kericuhan penonton yang terjadi di cabang olahraga Polo Air.
Sebagaimana dikutip SuperBall.id dari laman resmi PON XIX, Rabu (21/9/2016), surat itu ditandatangani langsung oleh Ketua Umum PB PON XIX tanggal 21 September 2016.
Sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengirim surat nomor 915/D.IV/XI/2016 tanggal 20 September 2016 tentang klarifikasi atas terjadinya sejumlah persoalan pertandingan PON XIX di Jawa Barat.
Dalam surat tersebut Aher, panggilan akrab Ahmad Heryawan, mengatakan, yang menyangkut sejumlah persoalan yang dimaksud surat Menpora adalah pada dasarnya peristiwa yang menyangkut kericuhan penonton pada pertandingan cabang olahraga polo air saat tim Jawa Barat bertanding dengan tim Sumatera Selatan.
Menurut Aher, kejadian pada 19 September 2016 itu bermula dari kontak fisik antarpemain di kolam polo air.
Namun, tiba-tiba ada pelemparan botol minuman ke arah kolam dari penonton yang terindikasi berseragam kontingen DKI Jakarta, yang kemudian ditegur oleh salah seorang anggota TNI yang sedang menonton.
Teguran tersebut direspons oleh sekelompok orang berseragam kontingen DKI Jakarta dengan perkataan provokatif.
Akibatnya, hal itu memancing emosi penonton lain, sehingga terjadilah kericuhan penonton.
"Kerusuhan tersebut berlangsung lima menit, dan atas kesigapan aparat kepolisian yang dibantu aparat TNI yang hadir di lokasi, pertandingan dapat berjalan kembali dengan aman dan lancar," jelas Aher.
Aher melanjutkan, keesokan harinya Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Hadi Prasojo menyampaikan permohonan maaf secara resmi dan kesatria atas pemukulan yang dilakukan oknum TNI yang emosional.
Hadi berjanji akan menindaklanjuti kasus pemukulan itu dengan proses hukum sesuai dengan hukum dan ketentuan yang berlaku.
Aher juga menjelaskan, pihaknya bekerja sama dengan Pangdam III/Siliwangi, Kapolda Jabar, dan panitia pelaksana telah melakukan langkah-langkah yang diperlukan dalam rangka perbaikan sistem pengamanan dan pengaturan suporter.
"Hal ini tecermin dari antara lain pada pertandingan final polo air, berjalan aman dan lancar, meskipun Jawa Barat yang menjadi tuan rumah dikalahkan oleh DKI Jakarta," kata Aher.
Menyinggung tentang wasit dan penjurian, Ketua Umum PB PON itu menjelaskan, secara teknis sebenarnya berada dalam ruang lingkup pengurus besar cabang olahraga (cabor) yang bersangkutan, yang direpresentasikan melalui technical delegatedi cabor tersebut.
"Namun demikian, PB PON akan terus mendorong langkah-langkah korektif dan evaluatif oleh panpel dan technical delegate," katanya.
Aher juga menegaskan, dengan penjelasan dalam surat tersebut, persoalan di polo air sudah tuntas ditangani dan tak akan berdampak pada pertandingan di cabang olahraga lain di arena PON XIX. (*)